Harapan Baru pada Listrik Sehen
Selasa, 21 Juni 2011 – 03:23 WIB
Setiap rumah mendapat jatah tiga bola lampu. Masing-masing 220 lumen. Istilah "lumen" tersebut harus mulai dihafal karena untuk tenaga surya tidak menggunakan satuan watt. Tingkat terang 220 lumen hampir setara dengan 40 watt. Sangat terang.
Tiap-tiap bola lampu dilengkapi benang penarik untuk on/off. Benang penarik itu juga berfungsi untuk mengubah lumen. Mereka menyalakan lampu tersebut mulai pukul 17.00 dengan menarik benang sekali tarikan. Pada pukul 23.00 atau menjelang tidur, mereka menarik benang sekali atau dua kali lagi untuk mengurangi terangnya cahaya sekaligus menghemat setrumnya.
Yang membuat penduduk senang-senang-geli, bola lampu tersebut bisa dipetik dari tempatnya untuk dibawa ke mana-mana dalam keadaan menyala. Di sinilah serunya. Setiap ada perhelatan di desa itu, tidak perlu lagi menyewa genset seperti dulu. Cukuplah masing-masing undangan membawa lampunya sendiri-sendiri untuk kemudian dicantelkan di mana saja di lokasi perhelatan. Kalau ada 50 undangan yang datang dan masing-masing membawa satu Sehen, terangnya bukan main.
Sudah lima bulan Lampu Sehen berfungsi dengan baik. Menyenangkan. Ini tidak akan sama dengan proyek yang pernah dikembangkan di beberapa kementerian yang kemudian menimbulkan perkara korupsi itu. Lampu Sehen tersebut tetap milik PLN, diurus oleh orang PLN, dirawat oleh PLN, dan ditagih oleh PLN. Tidak akan terjadi penduduk bisa menjual Lampu Sehen-nya.
INILAH perjalanan jauh untuk melihat 100 rumah yang menggunakan Lampu Sehen. Itu adalah listrik tenaga matahari model baru untuk sistem kelistrikan
BERITA TERKAIT