Harapan Kanjuruhan
Oleh: Dahlan Iskan
Belum lagi kegiatan kecil-kecil lainnya. Juga kunjungan ke Stadion Kanjuruhan. Semua berduka. Semuanya berdoa. Seperti saudara sendiri.
"Kami bertekad hanya akan bersaing untuk 90 menit di lapangan. Selebihnya kami saudara," kata mereka.
Tragedi Kanjuruhan kelihatannya juga menjadi titik balik dalam sistem siaran langsung sepak bola Indonesia.
Tragedi ini sangat mungkin melahirkan era baru: live streaming.
Secara teknologi live streaming sudah mature. Sudah tidak ada masalah. Secara sosial sudah siap.
Memang sebenarnya tidak akan ada stasiun TV yang mau menyiarkan sepak bola pada jam 18.00 - 20.00.
Anda sudah tahu: jam-jam itu disebut prime time. Yakni jumlah penonton TV paling banyak.
Mereka yang bekerja sudah pulang. Makan malam sudah selesai. Atau sedang berlangsung di depan TV. Keluarga kumpul. Nonton TV.
Ratusan, ribuan, Bonek berkumpul di Tugu Pahlawan Surabaya. Secara spontan. Malam hari kemarin. Mereka menyalakan lilin. Doa untuk Aremania-Aremania.
- MilkLife Soccer Challenge Sukses Tumbuhkan Minat Siswi Rangkai Mimpi Jadi Bintang Sepak Bola Masa Depan
- Dosen GPT
- Kalahkan Persita, Persib Seharusnya Bisa Cetak 3 Gol Lebih
- Persita Optimistis Hadapi Persib, Pelatih: Kami Tidak Mau Kalah
- Celeng Banteng
- Liga 1: Kekuatan Persita di Mata Pelatih Persib Bojan Hodak