Harapan Kepulauan Rempah Maluku Mendunia Lewat Musik

Harapan Kepulauan Rempah Maluku Mendunia Lewat Musik
Kota Ambon dan Teluk Ambon dilihat dari Monumen Christina Tiahahu di Karang Panjang, Ambon, Maluku. (Supplied: Maluku Province Tourism Office.)

“Kalau saya merasa ini talenta yang baik, saya berusaha untuk membuatnya semaju mungkin, termasuk dengan menggunakan uang saya sendiri,” katanya.

Senada dengan Mr Batfutu, Debra Soplantila manajer Fis Duo, Softeast band dan Sang Saka Hiphop, mengatakan, sampai sekitar dua tahun pertamanya sebagai manager, ia tidak berpenghasilan.

“Saat itu saya tidak berpikir bagaimana agar anak-anak ini bisa menghasilkan uang untuk saya, tapi memikirkan bagaimana mereka bisa membangun reputasi, punya network, dan karyanya dikenal orang,” ujar Debra.

Debra mengaku tidak menentukan persentase tertentu dari penghasilan band-band tersebut sebagai bayarannya. 

"Biasanya mereka sendiri yang menyisihkan untuk saya dan berapa pun itu saya terima. Baru setelah kira-kira dua tahun, pendapatan Softeast dibagi lima. Empat personil, ditambah saya.”  

Maluku sendiri sudah dikenal sebagai gudang musisi dan penyanyi berbakat di Indonesia, mulai dari era Broery Marantika, Bob Tutupoly, Jemmy Samallo, hingga era Ruth Sahanaya, Glenn Fredly, sampai Daniel Sahuleka yang berkibar di negeri Kincir Angin.

Salah satu kota musik dunia

Karena keunikan talenta musiknya, UNESCO telah menobatkan Ambon, ibu kota Maluku, sebagai salah satu “kota musik dunia” pada tahun 2019.

Kota ini mengklaim memiliki 534 musisi, 780 paduan suara, 94 studio dan 177 grup musik.

Maluku, kepulauan yang dikenal karena rempahnya ini sudah melahirkan banyak musisi ternama

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News