Harapan Kepulauan Rempah Maluku Mendunia Lewat Musik

Harapan Kepulauan Rempah Maluku Mendunia Lewat Musik
Kota Ambon dan Teluk Ambon dilihat dari Monumen Christina Tiahahu di Karang Panjang, Ambon, Maluku. (Supplied: Maluku Province Tourism Office.)

Maluku memiliki banyak alat musik tradisional yang unik, termasuk seruling yang terbuat dari kulit kerang bernama tahuri, dan gendang tradisional bernama tifa.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Maluku, Max Pattinama, optimistis, musik Maluku menjadi daya tarik yang bernilai jual sehingga tidak lagi dilupakan di level nasional.

"Kita tidak boleh pesimistis, harus optimistis, bahwa kalau hari ini tidak ada jalan, kita harus mengubah strategi, seperti kita main bola, pakai strategi.

"Dengan UNESCO menetapkan Ambon sebagai city of music atau the singing city, saya sungguh yakin bahwa itu bisa dijual menjadi atraksi pariwisata, begitu juga seni pertunjukan, dan kita punya kesempatan untuk menjualnya."

Namun apa pun situasinya, Ferdi dan Putri akan terus bermusik dan bernyanyi.

"Puji Tuhan, dengan kita diberikan predikat sebagai Ambon city of music, kota musik dunia, mudah-mudahan ke depannya para musisi bisa lebih survive."

"Walaupun orang nggak melihat kita, walaupun nggak ada menteri dari Maluku, walaupun kami enggak mendapat tempat di hati pemerintah pusat, tapi mungkin dengan kelebihan musik kami, itu bisa menjadi daya tarik di mata dunia."

Hal yang sama yang akan terus dilakukan Debra.

Maluku, kepulauan yang dikenal karena rempahnya ini sudah melahirkan banyak musisi ternama

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News