Harapan Mbak Yenny Wahid Menyambut Perayaan Imlek
jpnn.com, JAKARTA - Putri Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid, Yenny Wahid berharap perayaan Tahun Baru Imlek yang jatuh pada 25 Januari 2020 menjadi pemersatu Indonesia. Momentum Imlek juga diharapkan membuat sesama anak bangsa saling menghormati.
"Dengan adanya perayaan Imlek, saya berharap bahwa kita semua semakin mengedepankan rasa persatuan dan kesatuan bangsa. Kita saling menghormati satu sama lain," kata Yenny ditemui di Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Kamis (22/1).
Selain itu, Yenny berharap momentum Imlek membuat sesama anak bangsa menghormati kebudayaan Indonesia, membuat berkurangnya sikap saling menghujat.
"Ekspresi-ekspresi kebudayaan kita saling menghormati, lalu tidak saling menghujat, tidak saling menjelekkan, yang paling penting adalah bahwa semua pihak merasa memiliki rumah besar yang namanya Indonesia," ujar dia.
Lebih lanjut, kata Yenny, Indonesia ialah negara beragam dan multietnis. Hal itulah yang perlu dipahami seluruh anak bangsa untuk tetap bersatu.
"Rumah besar yang namanya Indonesia itu macam-macam, ada yang kriting, ada yang rambutnya lurus, ada yang sipit, ada yang belo, ada yang putih, ada yang kecokelat-cokelatan. Ini semua kita adalah penduduk atau pemilik rumah yang bernama Indonesia," ucap dia.
"Semua perlu untuk memiliki rasa memiliki, untuk memastikan bahwa rumah ini bisa tetap utuh berdiri," tutup Yenny. (mg10/jpnn)
Momentum Imlek diharapkan Yenny Wahid membuat sesama anak bangsa saling menghormati dan menjadi pemersatu Indonesia.
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan
- Digitalisasi untuk Mendorong Pengembangan Pariwisata Indonesia Perlu Dilakukan
- Universitas Bakrie Jadi Jembatan Pengembangan Industri Halal Antara Indonesia dan Filipina
- PKN Membantu Pemerintah untuk Mengentaskan Masalah Stunting
- Latihan Militer Terpisah dengan Rusia dan Australia, Indonesia Tak Ingin Dikuasai oleh Siapa Pun?
- Pendidikan dan Pengalaman Kerja Migran, Termasuk Asal Indonesia, Belum Tentu Diakui Australia
- Apakah Bentrokan Indonesia dengan Kapal Tiongkok di Laut China Selatan Pertanda Konflik?