Hardly KPI: Jangan Tersesat di Belantara Informasi
“Setiap orang berkesempatan menjadi produsen informasi yang dapat diakses oleh jutaan penonton,” ujar Hardly.
Kondisi inilah yang mengharuskan masyarakat untuk meningkatkan kapasitas literasi media, agar berdaya dan memiliki ketahanan informasi yang baik.
Harapannya, kata dia, dengan kapasitas literasi yang baik, masyarakat mampu menjadikan media sebagai alat mendapatkan informasi yang bermanfaat baik untuk diri sendiri atau pun lingkungan sekitarnya.
Tentang media konvensional atau media lama dan media baru, Hardly memaparkan perbedaan signifikan pada keduanya.
Secara prinsip, media konvensional yang diwakili oleh televisi dan radio, hadir di masyarakat sebagai sebuah entitas bisnis yang terikat dengan regulasi serta tanggung jawab sosial.
Hal yang berbeda tentunya dengan media baru, yang sampai saat ini belum memiliki regulasi konten yang tegas.
Di satu sisi, media baru pun dikelola oleh masing-masing individu yang tidak punya kewajiban sosial di masyarakat.
“Jangan heran kalau hoaks, ujaran kebencian, atau pornografi memiliki lahan yang subur di media baru, karena belum ada regulasi yang rinci tentang konten di sana”, terang Hardly.
Kehadiran era digital yang mengepung masyarakat dengan informasi yang melimpah baik dari media konvensional seperti televisi, radio dan media cetak ataupun media baru seperti internet dan sosial media harus diimbangi dengan kapasitas literasi media yang k
- Ketum KPTIK: Starlink Membantu Warga di Daerah Terpencil Terhubung ke Dunia
- Kemajuan Teknologi Digital RRC Berpotensi Hadirkan Ancaman
- Tips Menjaga Data Pribadi agar Aman Menggunakan Teknologi Informasi
- Literasi Digital Jadi Bekal Masyarakat Menjelang Pemilu
- 12 Tahun Hadir di Indonesia, AMI Berkomitmen Berikan yang Terbaik
- Ditekindo dan NAS Bersinergi Mengembangkan Aplikasi Sertifikasi Kompetensi