Harga Avtur Berbeda, Pengamat Ekonomi Bilang Begini

jpnn.com, JAKARTA - Harga avtur saat ini berbeda di berbagai wilayah Indonesia. Menyikapi hal itu, Pengamat ekonomi Drajad Wibowo menilai wajar.
Menurut Drajad, perbedaan tersebut merupakan konsekuensi Indonesia sebagai negara kepulauan.
“Biaya distribusi menjadi sangat tinggi. Jarak kilang dengan end users bukan belasan kilometer, tapi ratusan bahkan bisa ribuan kilometer. Bahkan, seandainya negara mampu membangun pipa sepanjang itu, biaya distribusi tetap sangat mahal. Jadi itu memang konsekuensi negara kepulauan,” kata Drajad, Kamis (20/2).
Karena itu, Drajad mempertanyakan wacana avtur satu harga, di mana seluruh harga avtur di seluruh bandara di Indonesia seragam.
Pasalnya, jika dipaksa menjual avtur satu harga mengikuti di Jawa, berarti Pertamina dipaksa menjual avtur tanpa untung atau merugi di luar Jawa.
Begitupun, jika pemerintah hendak memberlakukan kebijakan avtur satu harga, bisa saja dilakukan. Syaratnya, pemerintah harus konsekuen menanggung selisih harga dan biaya.
“Apakah pemerintah mau menanggung selisih harga Jawa dengan luar Jawa? Jangan Pertamina yang dipaksa menanggungnya," tuturnya.
Tetapi masalahnya, lanjut Drajad, jika avtur satu harga diberlakukan, berarti pemerintah memberi subsidi kepada maskapai seperti Garuda dan Lion bersama grup besar mereka.
Jika dipaksa menjual avtur satu harga mengikuti di Jawa, berarti Pertamina dipaksa menjual avtur tanpa untung atau merugi di luar Jawa.
- Tingkatkan Konektivitas Nasional, Pelita Air Sambut Kedatangan Armada ke-13 Airbus A320
- Scooter Prix 2025 Segera Digelar, Total Hadiah Mencapai Lebih Dari Rp 1 Miliar
- Gubernur Sumsel Letakan Batu Pertama Pembangunan Jembatan Crossing Pipa Pertamina di Desa Benuang, Pali
- Semangat Hari Kartini, Pertamina Dorong Perempuan untuk Berkarya & Salurkan Energi
- Kiprah Kartini Hulu Migas Membangun Ketahanan Energi untuk Negeri
- Pemegang Saham Pelita Air Kukuhkan Kembali Dendy Kurniawan sebagai Direktur Utama