Harga Ayam dan Telur Naik, Lumayan nih
jpnn.com, JAKARTA - Harga daging ayam dan telur merangkak naik sekitar Rp 4.000 per kilogram dari harga normal.
Berdasar pantauan di Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, Sabtu (29/12) harga telur Rp 25.000–Rp 27.000 per kilogram. Padahal, saat normal, harga telur berkisar Rp 23.000 per kilogram.
Di wilayah Jawa Timur, rata-rata harga telur Rp 25.250 per kilogram. Sementara itu, di DKI Jakarta, rata-rata harganya Rp 26.900.
Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri mengatakan, permintaan barang kebutuhan pokok (bapok) memang cukup stabil selama awal hingga pertengahan Desember 2018.
Namun, permintaan meningkat signifikan sehari sebelum perayaan Natal dan diproyeksikan berlanjut hingga awal tahun. ”Peningkatan permintaan 40 hingga 60 persen dari permintaan rata-rata harian. Itu harus kita cermati bersama-sama,” ujar Mansuri.
Sebagai bentuk antisipasi, lanjut Mansuri, pedagang pasar telah berupaya memperbanyak stok jualan sejak beberapa hari sebelum liburan Natal dan tahun baru. Namun, masyarakat terbiasa berbelanja satu hari sebelum Natal. Karena itu, melonjaknya permintaan mengganggu stok pedagang.
”Lima tahun terakhir ini, akhir tahun selalu ada lonjakan permintaan. Jika supply dan demand-nya tidak imbang sebentar saja, harga bisa naik seperti saat ini,” urai Mansuri.
Untuk bapok lain seperti beras, minyak goreng, dan daging, menurut dia, harga belum naik. Namun, dengan tren permintaan yang tinggi, bapok tersebut juga berpotensi mengalami kenaikan harga nanti.
Seperti prediksi pelaku pasar, menjelang akhir tahun, terjadi peningkatan permintaan bahan pangan, menyebabkan harga naik seperti daging ayam dan telur.
- Beras Belum Beres, Harga Telur dan Ayam Meroket
- Blusukan di Pasar Flamboyan Pontianak, Anies Dengar Keluhan Pedagang dan Konsumen
- Zulhas Sebut Harga Telur dan Bawang di Pasar Natar Lampung Sangat Murah
- Harga Telur Susah Turun, NFA Prediksi Akan Ada Titik Keseimbangan Baru
- Menjelang Iduladha, Harga Sembako di Pasar Tradisional Palembang Masih Fluktuatif
- Harga Telur Mencekik, Pedagang Menjerit, Mengkhawatirkan