Harga Ayam di Tingkat Peternak Jeblok
jpnn.com - SURABAYA – Harga ayam di tingkat peternak kini rata-rata berada di level Rp 17 ribu per kg atau di bawah harga pokok produksi (HPP) peternak. Rendahnya harga ditengarai karena daya beli yang melemah.
Ketua Dewan Pembina Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Indonesia Hartono menyatakan, harga di tingkat peternak bervariasi. Angka Rp 17 ribu per kilogram (kg) tersebut hanya secara rata-rata.
Jadi, ada peternak yang dihargai di bawah itu. ”Padahal, HPP minimal Rp 18 ribu per kg. Jadi, kalau tidak naik di atas itu, berat bagi peternak,” katanya kemarin (16/10).
Pada awal kuartal keempat tahun ini, permintaan cenderung fluktuatif. Bahkan, tren cenderung turun. Sebab, tidak ada lonjakan permintaan yang signifikan, terutama ditopang momen khusus.
Biasanya yang bisa mendongkrak penjualan adalah permintaan untuk acara tertentu. ”Misalnya, hajatan. Sekarang Jabodetabek stabil. Selain itu, permintaan kota lain di Jawa sepi dan cenderung turun,” tandasnya.
Bila di pasar tradisional cenderung turun, penjualan di pusat perbelanjaan, terutama ritel modern, relatif stabil. ”Turunnya suplai ayam diimbangi dengan penurunan permintaan sehingga seimbang,” lanjutnya.
Suplai ayam diperkirakan terus turun hingga akhir tahun. Kondisi tersebut akan memengaruhi harga ayam.
”Perkiraan kami, tiga bulan terakhir pada tahun ini, harga rata-rata di tingkat peternak bisa mencapai Rp 19.000 per kg,” imbuhnya.
SURABAYA – Harga ayam di tingkat peternak kini rata-rata berada di level Rp 17 ribu per kg atau di bawah harga pokok produksi (HPP) peternak.
- Ini Kriteria Pelaku UMKM yang Utangnya Bisa Dihapus Pemerintah
- Tangerang Raya Area Strategis Investasi, LPKR Perluas Portofolio Produk Baru
- Bank Mantap Indonesia Bantu Kebutuhan Para Pensiunan Lewat 3 Pilar ini
- Tingkatkan Pelayanan, KAI Logistik Pangkas Waktu Tempuh Rute Bandung–Surabaya
- Kementerian BUMN Gelar Workshop Penggunaan AI Dalam Komunikasi Media Sosial
- Distribusikan Pupuk Bersubsidi, Petrokimia Gresik Siapkan Stok Lebih dari 372 Ribu Ton