Harga Bawang Putih Naik, Andi Akmal Menduga Ada Permainan Pedagang Besar
jpnn.com, JAKARTA - Tingginya harga Bawang Putih di pasaran yang mencapai Rp60.000 per kilogram (Kg) mendapat perhatian Anggota Komisi IV DPR RI, Andi Akmal Pasluddin.
Saat Komisi IV DPR melakukan RDP (Rapat Dengar Pendapat) dengan Dirjen Hortikultura Kementan pada Senin (10/2/2020), Andi Akmal menyoroti dan mempertanyakan kenaikan harga bawang putih yang begitu cepat ketika isu penghentian impor dari China untuk mencegah virus corona.
“Tahun lalu kita sudah impor bawang putih cukup besar, dan ini mestinya masih ada 133 ribu ton bawang putih yang tersebar di gudang-gudang pedagang. Mestinya janganlah menahan-nahan stock ini demi mengerek harga dengan isu menakutkan virus corona," ujar Akmal.
Legislator PKS ini melanjutkan tidak sewajarnya bawang putih ini naik dengan alasan virus corona. Penghentian impor bawang putih dari China saat ini sudah sangat tepat. Tetapi menurutnya, tidak wajar harga bawang Putih yang biasanya rata-rata Rp20.000/kilogram (kg), kini harganya bisa mencapai Rp60.000/kg, bahkan hingga Rp68.000/Kg.
Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) pada hari Minggu (9/2/2020), merilis data harga bawang putih di Provinsi DKI Jakarta sudah mencapai Rp68.350/kg, di Kalimantan Timur mencapai Rp 59.000/kg, dan di Yogyakarta mencapai Rp 58.750/kg.
Legislator dapil Sulawesi Selatan II ini menyoroti sisa impor tahun 2019 mestinya masih ada pasokan 133.000 ton bawang putih hingga Maret tahun 2020 ini. Pemerintah mesti turun tangan, hukum pedagang nakal, cabut izinnya jika masih bermain-main menyengsarakan rakyat.
"Perekonomian kita ini sudah sangat rapuh. Banyak ujian bagi rakyat kita mulai dari pertumbuhan ekonomi nasional yang minim, iklim invetasi yang buruk, UMKM-UMKM banyak yang gulung tikar, dan segal bencana alam yang terjadi di mana-mana. Jangan ada lagi segolongan orang yang mencoba membuat rakyat kita makin sengsara dengan mempermainkan harga komoditas yang dipakai massal," tegas Akmal.
Politikus PKS ini menekankan kepada kementerian pertanian, melalui Dirjen Hortikultura agar melakukan komunikasi dengan berbagai pihak termasuk aparat sehingga stok bawang putih yang ditahan dapat ditelusuri. Akmal berpendapat, kelangkaan komoditas Bawang Putih ini sengaja diciptakan dengan mempermainkan supply dan demand.
Menurut Akmal, koordinasi dengan Bulog juga penting dilakukan agar segera melakukan operasi pasar. Para importir dan para pedagang besar harus dipaksa melepas stoknya sehingga ada penurunan yang menjangkau daya beli masyarakat.
"Penghentian impor bawang putih ini seharusnya berdampak jangka panjang. Jangka Pendek mestinya tidak terpengaruh karena stok masih ada berdasar data resmi badan ketahanan pangan kementerian pertanian. Penjarakan saja para pedagang yang sengaja menimbun stok komoditas dengan tujuan menaikkan harga. Karena aktivitas para spekulan model begini yang selama ini merusak tatanan bernegara kita,” ujar Andi Akmal.(fri/jpnn)
Tidak sewajarnya bawang putih ini naik dengan alasan virus corona. Anggota Komisi IV DPR Andi Akmal menilai penghentian impor bawang putih dari Tiongkok saat ini sudah sangat tepat.
Redaktur & Reporter : Friederich
- Konflik Pulau Rempang, Mafirion DPR: BP Batam Jangan Lepas Tangan, PT. MEG Tak Punya Hak Berpatroli
- Reses ke Pusat Pasar Medan, Lokot Nasution Pastikan Gubernur & Wali Kota Terpilih Pro Pedagang
- Menolak Lupa!: Pentingnya Pilkada Langsung Dalam Kehidupan Demokrasi Bangsa Indonesia
- 3 Manfaat Bawang Putih untuk Pria yang Bikin Kaget
- Terungkap saat RDP di Komisi III, Anak Bos Toko Roti Pernah Bilang Kebal Hukum
- Seleksi PPPK 2024 Tahap 3 Bisa Selamatkan Honorer TMS, Jangan Ada PHK Massal