Harga BBM Dinaikkan, Zulfikar: Pilihan Rasional di Tengah Krisis Ekonomi Global
Kedua, kata Zulfikar, menggunakan sumber daya yang dimiliki di mana Pemerintah mesti terus mengendalikan laju inflasi di tengah masyarakat, terutama di sektor pangan.
Sebab, sebelum kenaikan BBM, inflasi di sektor pangan sudah mencapai 11 persen.
“Karena itu, jangan sampai masyakarat kelas bawah kehilangan kemampuan daya beli yang drastis untuk masalah pangan,” ucapnya.
Dia mengingatkan jangan sampai masyarakat kelas bawah ini kesulitan membeli makanan meskipun sekadar sayuran, tempe-tahu, dan telur saja.
“Apabila itu terjadi, maka tingkat kemiskinan akan makin meningkat,” tegas Zulfikar.
Ketiga, efektivitas dari program-program perlindungan sosial (perlinsos) harus semakin baik. Disampaikannya, penerima program perlinsos harus yang benar-benar membutuhkan dan terpukul akibat kenaikan BBM bersubsidi ini.
“Selama ini banyak penerima yang tidak berhak, sedangkan yang berhak justru tidak tersentuh sama sekali. Masalah data merupakan PR pemerintah yang belum tuntas diselesaikan hingga hari ini,” kata dia.
Keempat, pemerintah harus menghilangkan inefisiensi dalam pengelolaan anggaran. Pelbagai program dan kegiatan yang tidak urgen sebaiknya dihapus, serta jika ada yang bisa ditunda, sebaiknya ditunda sampai keadaan ekonomi lebih baik lagi.
Anggota Komisi XI DPR RI Zulfikar Arse Sadikin menilai kenaikan harga BBM subsidi merupakan langkah yang rasional dan tidak dapat dihindari.
- Jelang Nataru, Pertamina Patra Niaga Regional JBB Cek Lembaga Penyalur BBM & LPG di Seluruh Wilayah
- Kalah Berulang Kali, Bang Zul Memaknai Buah Kebaikan Tak Harus Dipanen Langsung
- Komisi XI DPR RI Desak Apple Bertanggung Jawab Atas Ketimpangan Pendapatan dan Investasi di Indonesia
- Jaga Pelayanan BBM, Pertamina Patra Niaga Tindak Tegas SPBU Nakal di Yogyakarta
- Bang Zul Ingin Pemimpin Daerah Lahir dari Kontestasi Pilkada yang Adil dan Jujur
- Prabowo Diminta Hati-Hati soal Pengalihan Subsidi BBM menjadi BLT