Harga BBM Indonesia Masih Paling Murah
Senin, 14 Februari 2011 – 04:24 WIB
Negara lain yang juga menjual BBM dengan harga cukup murah, mendekati Indonesia, adalah Malaysia. Di Negeri Jiran itu, jika dikonversi ke Rupiah, Gasoline (Premium) dijual dengan harga Rp 5.066 per liter dan Diesel (Solar) seharga Rp 4.784 per liter. "Sama seperti Indonesia, pemerintah Malaysia juga menentukan harga BBM dan memberikan subsidi," terangnya.
Adapun di Vietnam, gasoline dijual seharga Rp 7.759 per liter dan diesel Rp 7.049 per liter. Sedangkan di Thailand, harga gasoline sebesar Rp 8.777 per liter dan diesel Rp 7.367 per liter. Di Filipina, gasoline dijual seharga Rp 8.451 per liter dan diesel Rp 6.590 per liter.
Kalau di Singapura, lanjut Djaelani, harga BBM sudah ditentukan pasar, tanpa subsidi pemerintah, bahkan pajak untuk BBM ditentukan cukup tinggi, dan marjin keuntungan yang diambil penjual perusahaan BBM cukup besar. "Karena itu, harga BBM disana mahal," ujarnya. Sebagai gambaran, harga gasoline di Singapura mencapai Rp 11.560 per liter dan diesel Rp 8.429 per liter.
Djaelani juga menyebut, hampir di semua negara, harga BBM jenis diesel lebih murah dibandingkan gasoline. Bahkan, di India, pemerintah memberikan subsidi cukup besar untuk Diesel. Sehingga, harga diesel hanya Rp 6.691 per liter, jauh di bawah harga gasoline yang sebesar Rp 9.103 per liter. "Diesel biasa dijual lebih murah sebagai insentif untuk dunia industri," katanya.
JAKARTA - Gelontoran subsidi hingga triliunan Rupiah rupanya membuat harga jual bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia, sangat murah. Bahkan, paling
BERITA TERKAIT
- Harga Emas Antam Stabil Hari Ini 23 Desember, Berikut Daftarnya
- Hingga Kuartal III 2024, Pembiayaan Keuangan Berkelanjutan BSI Tembus Rp 62,5 Triliun
- Paket Insentif Ekonomi dari Pemerintah Jadi Angin Segar bagi Industri Otomotif
- PNM Mekaar Dorong Peran Ibu sebagai Penggerak Ekonomi Keluarga
- Mitos atau Fakta 94 Persen Warga Jabodetabek Pernah Beli Frozen Food, Ninja Xpress Ungkap Faktanya
- Pengamat: Masyarakat Nantikan Tata Kelola Tambang yang Berpihak, Bukan Janji Manis