Harga BBM Naik Rp 3 ribu, Beban Industri Meningkat 3 - 4 Persen
Rabu, 12 November 2014 – 14:04 WIB
Dia lantas mencontohkan, beban biaya logistik industri komponen elektronik akan lebih kecil jika dibandingkan dengan industri otomotif. Sebab, pengiriman barang produk otomotif membutuhkan alat angkut yang lebih besar daripada komponen elektronik. Pihaknya justru mengkhawatirkan daya beli masyarakat menurun jika harga BBM bersubsidi jadi naik. ''Kalau daya beli turun, tentu produksi juga kena imbas,'' ungkap dia.
Harjanto menjelaskan, hingga kini Kemenperin belum memiliki program spesifik sebagai kompensasi atas kenaikan harga BBM. ''Dulu ada insentif bagi industri minyak goreng, tapi malah menimbulkan moral hazard,'' tegasnya.
Ketua Umum IISIA Irvan Kamal Hakim mengakui, kenaikan harga BBM subsidi tidak terlalu menjadi kekhawatiran. Sebab, sebagian besar industri baja dan besi telah memanfaatkan bahan energi dari batu bara dan gas bumi. (wir/c14/agm)
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) meyakini kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang diusulkan Rp 3.000 per liter
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- PLN Indonesia Power Raih Best Emerging Large Scale Renewable Energy Development
- 3 Startup Ini Berhasil Mencuri Perhatian di Startup4Industry 2024
- Sumbawa Timur Mining Sabet 9 Penghargaan Pemberdayaan Masyarakat
- Dorong Transformasi Pendidikan Berbasis Human Intelligence, Acer Edu Summit Digelar
- Pelindo Dorong Mahasiswa dan Fresh Graduate Disabilitas Siap Terjun di Industri
- Reanda International Ungkap Peluang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia