Harga BBM Subsidi Naik, DPR: Jadi Tanggung Jawab Bersama

Masalahnya, dari data penerima BLT tersebut tidak sesuai dengan kondisi riil di lapangan.
"Ttahun ini BPS mendapatkan anggaran Rp 3,2 triliun itu untuk mengambil data sensus, data sosial ekonomi masyarakat, sehingga kami bisa melihat secara riil, siapa sebenarnya yang butuh bantuan, misalnya dari miskin ekstrim, kemudian miskin, dan berpotensi miskin, ini 3 kategori yang saya kira memang perlu dipantau supaya pemerintah," katanya.
Sementara, Anggota Komisi XI DPR RI Achmad Hafisz Thohir menyoroti peran Bank Indonesia dalam menekan laju inflasi di Kepulauan Riau.
Hafisz menilai sejauh ini Bank Indonesia sudah cukup berjalan on the track.
Hanya saja dalam hal pengendalian peredaran rupiah, dirinya lebih banyak menyoroti kebijakan-kebijakan fiskal yang dikeluarkan, di antaranya, pos-pos dalam APBN yang tidak perlu dianggarkan ke.
Menurutnya, Pemerintah tidak perlu berfikir karena beban terlalu besar, sehingga Pemerintah mengambil resiko yang tidak terlalu populer dan tidak konstruktif bagi rakyat.
"Pemerintah akhirnya mencabut Rp 11,2 triliun tersebut untuk menutup subsidi BBM rakyat miskin, ini yang saya sesalkan, mestinya pos-pos pembangunan yang tidak penting ditutup, kembalikan kepada hak rakyat," tutupnya. (jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Amir Uskara mengatakan dampak dari kenaikan BBM subsidi akan berdampak.
Redaktur & Reporter : Dedi Sofian
- Sarmuji: Golkar Pastikan Hadir Jika Pemerintah Ajak Diskusi Soal RUU Perampasan Aset
- Prabowo Ingin Hapus Kuota Impor, Riyono Komisi IV: Demi Memberikan Ruang Keadilan
- Hakim Terseret Kasus Suap, Legislator Minta MA Membenahi Sistem Promosi Jabatan
- Eksistensi Suap Hakim, Mafia Hukum dan Peradilan di Indonesia: Penyakit Kronik dan Upaya Penanggulangannya
- Revisi UU TNI: Menyelaraskan Ketahanan dengan Dinamika Zaman
- Homestay Kampung Nelayan Sarang Tiung Diresmikan, Ini Keunggulannya