Harga BBM Subsidi Naik, Investasi Harus Ditata Lagi
Selasa, 06 Maret 2012 – 08:09 WIB
Terkait BBM ini, kata Edwin, sejak akhir tahun memang sudah menjadi perhatian sehingga menjadi salah satu dasar pertimbangan outlook investasi 2012. Namun saat itu wacana yang berkembang adalah pembatasan BBM bersubsidi. "Sekarang kan jadinya kenaikan, maka saya kira kita perlu hitung kenaikannya itu berapa," terusnya.
Ketua Umum AAEI, Haryajid Ramelan, mengatakan investor juga akan menunggu kepastian dari rencana kenaikan tarif dasar listrik (TDL) yang sudah dalam tahap pembahasan. "Selama belum ada kepastian IHSG berpotensi mengalami volatile jangka pendek. Nanti juga perlu dihitung berapa dampak TDL ini terhadap inflasi," terangnya.
Pengajuan kenaikan TDL sampai saat ini ada di kisaran 10 persen sementara kuat kabar bahwa Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyetujui antara 5 persen sampai 7 persen. "Tapi ini kita bisa lihat dari dua aspek. Aspek lainnya ini yang harus kita perhatikan juga yaitu jika terjadi kenaikan BI Rate maka bisa picu capital inflow juga dan akhirnya ada kenaikan terhadap IHSG," paparnya.
Research Analyst E Trading Securities, Andrew Argado, mengatakan kenaikan harga BBM memang bisa berdampak kepada beberapa sektor saham di antaranya transportasi dan consumer goods atau barang konsumsi. Meski begitu harus tetap jeli dalam menganalisanya.
JAKARTA - Pelaku pasar saham mulai menganalisa ulang portofolio dan peluangnya terkait rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi
BERITA TERKAIT
- KAI Logistik Beri Diskon Spesial Pengiriman Paket & Sepeda Motor
- Komisi XI DPR RI Desak Apple Bertanggung Jawab Atas Ketimpangan Pendapatan dan Investasi di Indonesia
- Gandeng Pengusaha Lokal, Tangkas Motor Listrik Ekspansi ke Jawa Timur
- Majoo Expert Solusi Nyata untuk Para Pelaku Usaha di Indonesia
- BNI Culture Fest 2024: Transformasi Dalam Membangun Budaya Kerja & Kinerja
- Dampingi Prabowo Bertemu PM Trudeau, Menko Airlangga: Ini Mampu Tingkatkan Perdagangan