Harga Beras Mencekik, PKS: Tata Kelola Semrawut

jpnn.com, JAKARTA - Anggota DPR RI asal Fraksi PKS Hidayatullah menilai fluktuasi harga beras dan kelangkaan terjadi karena kesalahan tata kelola.
“Rakyat mengeluh harga makanan terus melonjak naik, masalah ini terkait tata kelola yang masih semrawut kemudian data pangan yang tidak akurat hingga insentif bagi petani berkurang, terbukti beras produksi Indonesia menjadi yang termahal di antara negara produsen beras,” ujar Hidayatullah di Jakarta, Rabu (14/2).
Menurutnya, dominansi pasar beras di dalam negeri dikuasai oleh sekelompok konglomerat, yang semestinya dikuasai oleh negara lewat Perum Bulog.
“Selain karena masalah keterbatasan pasokan, juga tata kelola beras selama ini masih amburadul,” ujarnya.
Seperti diketahui, BPS menyebutkan inflasi komoditas makanan adalah penyumbang inflasi terbesar.
“Peranan komoditas makanan mencapai 74,21 persen, sementara non makanan hanya sebesar 25,75 persen (Maret 2023), pemerintah harus segera mengatasi, apalagi disinyalir jor-joran bansos beras juga merupakan penyebab beras langka,” katanya.
Oleh karena itu, patut diwaspadai kenaikan harga bahan pokok lain seperti cabai merah, beras, dan daging ayam ras.
“Karena, kenaikan harga harga tersebut akan berpotensi menjadi penyumbang inflasi Februari 2024, tentu pemerintah tidak boleh tinggal diam karena yang terdampak adalah rakyat,” kata Hidayatullah. (mcr10/jpnn)
Anggota DPR RI asal Fraksi PKS Hidayatullah menilai fluktuasi harga beras dan kelangkaan terjadi karena kesalahan tata kelola.
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul
- Bulog Terus Pantau Penyerapan Gabah & Beras Meski Libur Lebaran
- Satgas Pangan Bergerak Endus Kecurangan Beras Premium
- Serapan BULOG Melonjak 2.000 Persen, Hendri Satrio: Dampak Tangan Dingin Mentan Amran
- Makin Anjlok, Kurs Rupiah Tembus Rp 16.588 Per USD
- Hadapi Puncak Panen, Bulog Jatim Optimalisasi Sarana Pengeringan dan Pengolahan
- Tinjau Panen Raya di Klaten, Marga Taufiq Pastikan Bulog Serap Gabah Petani Sesuai HPP