Harga Beras Naik Hingga 15 Persen
Pergerakan harga juga terjadi di Musi Rawas (Mura). Juli, petani asal Purwodadi mengaku, harga beras semula Rp9.000 menjadi Rp9.200 per kilogram. “Tapi di pasaran masih stabil, di kisaran Rp10-11 ribu. Kalau stok habis, pedagang pasti akan ikut naikkan harga,” jelasnya.
Sementara Hendri, pedagang beras di sekitar Tugumulyo mengatakan, banyak petani di wilayah Mura yang mengeluh dan terancam gagal panen karena kemarau. Kondisi ini diakui Plt Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Mura, Tohirin. Dia mengatakan, saat ini ada sekitar 632 hektare sawah petani terancam kekeringan. Lalu, 62 hektare lainnya kritis.
“Ini dampak fenomena alam, sulit diprediksi,” jelasnya. Jika masalah ini tak bisa diatasi, ratusan hektare sawah terancam puso dan otomatis gagal panen. Saat banyak daerah naik, harga jual beras di OKUT, Empat Lawang, Lahat, dan OKI justru stabil. Pedagang beras di pasar tradisional Martapura, Sahri mengatakan sejauh ini harga masih normal dan tidak ada kenaikan.
“Karena selama stok masih ada, harga beras tidak akan bergejolak. Yang bahaya stok sudah tidak ada, kadang di situ terjadi kenaikan harga,” ungkapnya. (Sumek/jpnn)
Harga beras di sejumlah pasar di wilayah Sumsel mengalami kenaikan I kisaran 10 hingga 15 persen.
Redaktur & Reporter : Soetomo
- Pengamat Sebut Kepala Bapanas Tidak Mampu Tangani Urusan Beras Nasional
- Pengamat Sarankan Pemerintahan Prabowo-Gibran Ganti Kepala Bapanas
- SPI Desak Prabowo Pecat Kepala Bapanas: Beras Mahal, tetapi Petani Miskin
- BPS Ungkap Pemicu Kenaikan Harga Beras di Pasaran
- Selamat Datang Agustus: Harga Beras, Bawang, dan Telur Naik
- Harga Beras Tinggi di Tengah Skandal Demurrage, Bulog-Bapanas Dinilai Tidak Prorakyat