Harga Bumbu dan Sayur Naik Gila-Gilaan
Pemerintah Salahkan Alam
Sabtu, 26 Juni 2010 – 09:18 WIB
Belum bisa dipastikan apakah harga tetap stabil atau terjadi kenaikan lagi menjelang bulan Ramadhan dan selanjutnya hari raya Idul Fitri. "Semua tergantung apakah cuaca mendukung atau tidak. Coba tanyakan ke BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika) seperti apa prediksinya (cuaca)," kata Jimmy.
Baca Juga:
Pemerintah, menurut Jimmy, sudah memanggil para pedagang di pasar untuk membahas harga sembako. Hasilnya, tidak ada kenaikan signifikan melainkan sebagai akibat dari kekurangan pasokan sayur mayur saja. Selanjutnya akan dilakukan koordinasi dengan para pelaku industri makanan dan minuman, minyak goreng, dan barang kebutuhan lainnya. "Kita lihat waktunya lah. Tapi sudah mulai sekarang kita bertemu pedagang," terusnya.
Sri Setyawati (55), penjual sayuran di Pasar Pal Merah, Jakarta Barat, mengakui bahwa belakangan ini beberapa barang dagangannya naik harga. "Ini saya masih jual cabe merah keriting Rp 40 ribu (per kilo). Normalnya ya Rp 30 ribu sampai Rp 35 ribu," ujarnya sambil mengawasi barang dagangannya yang baru tiba dari pasar induk Kramat Jati, Jakarta Timur, ditumpuk para pekerja, kemarin sore.
Sri mengaku kesulitan mematok harga jual saat ini karena volume kedatangan barang sering tidak menentu. Siang hari harga jual bisa jauh lebih tinggi karena terjadi kelangkaan produk sedangkan malamnya bisa lebih murah karena sayuran mulai membanjir. "Jadi ya susah juga saya mau bilang berapa. Tapi rata rata semua ini sekarang naik. Kubis ini saja naik," katanya, sambil menunjuk karungan kubis.
JAKARTA -- Kalangan ibu rumah tangga akhir-akhir ini dibuat resah dengan kenaikan harga sayuran dan bahan untuk memasak. Harga sayuran seperti bawang
BERITA TERKAIT
- Mendes Yandri Susanto Sebut BUMDes Penting Cegah Efek Negatif Urbanisasi Bagi Desa
- Sertifikasi Halal Lindungi UMK dari Serbuan Produk Luar Negeri
- Kebijakan Perdagangan Karbon Indonesia di COP 29 Dinilai Bermasalah
- Bea Cukai Parepare Musnahkan Barang Ilegal Senilai Lebih Rp 2,25 Miliar, Terbanyak Rokok
- Anindya Bakrie: Kita Harus Dorong Investasi Asing yang Ciptakan Lapangan Kerja
- AS Optimistis Kembangkan Kerja Sama Ekonomi dengan Pemerintahan Baru