Harga CPO Kian Mengkhawatirkan
Penurunan secara pemasukan akan terasa, baik dari petani maupun pelaku usaha ekspor CPO.
Pemerintah harus melakukan gerakan agar kampanye tersebut tidak berlangsung dalam jangka panjang. Apalagi untuk daerah yang sudah memiliki industri turunan kelapa sawit.
“Kalau kampanye negatif terus berlangsung, harga CPO domestik maupun internasional akan terus anjlok,” pungkasnya.
Analis Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono mengatakan, harga CPO melemah lantaran ekspor minyak sawit ke Eropa masih teradang kampanye hitam.
Uni Eropa menyebut ladang CPO di Indonesia ilegal dan menyebabkan pemanasan global.
Selanjutnya, katalis datang dari pertemuan AS-Tiongkok dalam agenda KTT G20 di Osaka, Jepang.
Jika pertumbuhan ekonomi Tiongkok bakal membaik, ada harapan ekspor CPO bertumbuh. Pun sebaliknya.
“Terlalu banyak tekanan jadi saat komoditas lain rebound, minyak sawit malah melemah,” kata Wahyu. (ctr/ndu2/k18)
Harga minyak mentah kelapa sawit (crude palm oil/CPO) di pasar internasional dan domestik terus mengalami penurunan.
Redaktur & Reporter : Ragil
- Nilai IKIP Kaltim Meningkat, Masuk Tiga Besar Nasional
- Kelapa Sawit untuk Pembangunan Berkelanjutan
- Menko Airlangga Dorong Industri Kelapa Sawit yang Berkelanjutan, Efisien & Kompetitif
- Kaltim Raih Peringkat 13 Nasional di Ajang PEPARNAS XVII 2024
- Pembangunan IKN Jadi Daya Ungkit Realisasi Investasi di Kalimantan Timur
- Kembangkan Produk UKMK Sawit Petani di Sumbar, Aspekpir & BPDPKS Berkolaborasi