Harga Emas Hari Ini Meresahkan, Investor Harus Sabar
jpnn.com, JAKARTA - Harga emas kembali merosot pada akhir perdagangan hari ini Kamis (Jumat pagi WIB).
Penurunan logam mulia itu memperpanjang kerugian untuk hari kelima beruntun karena tertekan oleh kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS dan USD yang lebih kuat menjelang laporan data pekerjaan AS.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, terpangkas lagi USD 16,90 atau 0,98 persen menjadi ditutup pada USD 1.709,30 per ounce, setelah jatuh ke level terendah sesi di USD 1.699,10 per ounce.
Emas berjangka tergelincir USD 10,1 atau 0,58 persen menjadi USD 1.726,20 pada Rabu (31/8), setelah jatuh USD 13,4 atau 0,77 persen menjadi USD 1.736,30 pada Selasa (30/8).
Imbal hasil obligasi pemerintah AS naik untuk hari kedua berturut-turut pada Kamis (1/9), sementara indeks USD yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya mencapai tertinggi baru 20 tahun, di 112, level puncak sejak Juni 2002.
"Harga emas telah terjun bebas, setelah putaran lain data ekonomi yang kuat menunjukkan The Fed dapat memberikan lebih banyak kenaikan suku bunga," kata analis di platform perdagangan daring OANDA Ed Moya.
Moya menyebutkan emas menjadi karung tinju karena lonjakan imbal hasil obligasi telah memperkuat USD.
"Itu baru saja menjadi berita buruk di mana-mana untuk emas. Tidak ada penangguhan hukuman yang terlihat untuk emas sampai pergerakan lebih tinggi dengan imbal hasil obligasi global berakhir," terang Moya.
Harga emas kembali merosot pada akhir perdagangan hari ini Kamis (Jumat pagi WIB).
- AS Optimistis Kembangkan Kerja Sama Ekonomi dengan Pemerintahan Baru
- Indonesia Siap Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi Berkelanjutan dari AS
- Tegas, YLKI Tolak Kenaikan PPN 12 Persen
- Grant Thornton Indonesia Kupas Tuntas Strategi RI Hadapi Tantangan Ketidakpastian Ekonomi
- Kisah Sukses Nasabah PNM Mekaar, Ekspor Olahan Sisik Ikan ke Berbagai Benua
- ICEBM Untar 2024 jadi Sarana Percepatan Pencapaian SDGs untuk Semua Sektor