Harga Emas Hari Ini Merosot, dari Untung Jadi 'Buntung'
jpnn.com, JAKARTA - Harga emas merosot pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena penguatan USD dan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS.
Permintaan terhadap logam mulia itu pun tertekan dan mencatat kerugian bulanan kedua berturut-turut untuk pertama kalinya sejak Maret 2021.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange, jatuh USD 8,9 atau 0,48 persen menjadi ditutup pada USD 1.848,40 per ounce, berbalik melemah dari kenaikan selama dua hari berturut-turut.
Harga emas berjangka terdongkrak USD 3,4 atau 0,18 persen menjadi USD 1.857,30 pada Jumat (27/5).
Bursa Comex ditutup pada Senin (30/5) untuk hari libur Memorial Day.
Indeks USD yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, naik 0,08 persen menjadi 101,7510. Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun AS naik menjadi 2,85 persen karena investor terus menimbang kenaikan inflasi.
Gubernur Federal Reserve Christopher Waller mengatakan dalam pidatonya di Frankfurt, Jerman, pada Senin (30/5) mendukung kenaikan suku bunga 50 basis poin selama "beberapa pertemuan" berikutnya.
Waller mengatakan akan mendukung kenaikan yang melebihi level "netral", saat ini dipatok sekitar 2,5 persen untuk suku bunga pinjaman acuan Federal Reserve.
Harga emas merosot pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena penguatan USD dan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS.
- PT Akulaku Finance Indonesia Capai Kesepakatan Rp 600 Miliar dengan 3 Bank
- Harga Emas Antam Stabil Hari Ini 23 Desember, Berikut Daftarnya
- Hingga Kuartal III 2024, Pembiayaan Keuangan Berkelanjutan BSI Tembus Rp 62,5 Triliun
- Pengamat: Masyarakat Nantikan Tata Kelola Tambang yang Berpihak, Bukan Janji Manis
- BNI, CIMB Niaga, & CIMB Niaga Finance Salurkan Bantuan kepada Siswa di NTT
- Anak Buah Sri Mulyani Klaim Kondisi Perkonomian Indonesia Tetap Stabil jika PPN 12 Berlaku