Harga Emas Lesu, Ada Apa Ini?

jpnn.com, JAKARTA - Harga emas sedikit melemah pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), memperpanjang kerugian untuk hari kedua berturut-turut.
Kendati demikian, harga emas masih mencatat kenaikan mingguan, setelah data inflasi AS sesuai dengan ekspektasi pasar dan USD sedikit lebih kuat.
Kenaikan USD pada Jumat (27/1) terjadi setelah ukuran inflasi utama AS menunjukkan tanda-tanda pelonggaran, dengan indeks USD yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,09 persen menjadi 101,924.
"(The Fed) perlu diyakinkan dan indikator favorit mereka menunjukkan inflasi sedang mendingin, tetapi saya pikir masih perlu ada lebih banyak pekerjaan yang dilakukan," kata analis pasar senior di OANDA Edward Moya.
Departemen Perdagangan AS melaporkan pada Jumat (27/1) bahwa indeks harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) AS tidak termasuk makanan dan energi, meningkat 4,4 persen tahun ke tahun pada Desember.
Namun, data itu turun dari 4,7 persen pada November dan tingkat kenaikan tahunan paling lambat sejak Oktober 2021.
Data tersebut, sejalan dengan perkiraan pasar, menunjukkan bahwa inflasi AS berkurang.
Data ekonomi lainnya yang dirilis Jumat (27/1/2023) juga mengurangi daya emas. Indeks Sentimen Konsumen yang dirilis oleh Survei Konsumen Universitas Michigan (UM) naik menjadi 64,9 pada survei Januari 2023, naik dari 59,7 pada Desember.
Harga emas sedikit melemah pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), memperpanjang kerugian untuk hari kedua berturut-turut.
- Harga Emas Antam Hari Ini 20 April 2025, UBS dan Galeri24 Sama Saja
- Transaksi Tabungan Emas Pegadaian Diproyeksikan Naik 10 Kali Lipat pada Akhir April
- Bitcoin Menawarkan Solusi Perlindungan Nilai Aset dari Inflasi
- Setiawan Ichlas Disambut Hangat saat Mudik ke Palembang, Lihat Ada Pak Gubernur
- Harga Emas Perhiasan di Baturaja Tembus Rp 11,3 Juta Per Suku
- Masyarakat tak Perlu Ragu Bertransaksi Emas Secara Digital di Pegadaian