Harga Emas Makin Moncer, Masih Bisa Menanjak Lagi?
jpnn.com, JAKARTA - Harga emas memelesat ke nilai tertinggi selama delapan bulan pada Selasa (17/1).
Kenaikan itu terjadi setelah investor menunggu lebih banyak isyarat dari serangkaian data ekonomi yang akan dirilis minggu ini, dengan fokus khusus pada tanda-tanda resesi.
Namun, volume perdagangan emas juga dibatasi oleh liburan AS pada hari Senin, meskipun USD mengalami sedikit pemulihan.
Pasar sedang menunggu pembacaan kunci pada inflasi dari zona euro dan Inggris, serta data penjualan ritel dan produksi industri AS, untuk mengukur apakah ekonomi terbesar dunia menghadapi potensi perlambatan karena kondisi moneter yang ketat.
Pertemuan kebijakan Bank of Japan pada hari Rabu juga menjadi fokus, setelah bank sentral secara tak terduga mengeluarkan nada hawkish selama pertemuan bulan Desember.
Langkah tersebut sangat membebani USD dan sedikit mendukung harga komoditas.
Di sisi lain, prospek pelambatan kenaikan suku bunga AS secara signifikan mendorong logam kuning dalam beberapa pekan terakhir.
President and Founder at Astronacci Aviatio Gema Merdeka Goeyardi mengatakan pasar memposisikan diri untuk potensi perlambatan ekonomi utama karena efek pengetatan moneter yang tajam pada 2022 mulai terasa.
Harga emas memelesat ke nilai tertinggi selama delapan bulan pada Selasa (17/1). Simak selengkapnya!
- Analisis Tren Harga Emas, Diprediksi Bakal Menguat Ganas!
- Sri Mulyani Buka-bukaan soal Peluang APBN Perubahan, Permintaan Prabowo?
- Sri Mulyani Akui Kemenangan Donald Trump Punya Pengaruh Besar
- PT Shan Hai Map Siap Gelar Indonesia Chemical Industry Investment Summit 2024
- Menko Airlangga Imbau Kepala Daerah Dorong Hilirisasi & Turunkan Angka Kemiskinan
- Kamala Lakhdhir Nilai Menko Airlangga Berhasil Mengembangkan Kerja Sama Indonesia-AS