Harga Emas Terdesak USD, Ringsek, Bakal Jeblok?

jpnn.com, JAKARTA - Harga emas melemah pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB) tertekan oleh USD yang lebih kuat.
Akan tetapi, harga emas diprediksi bakal bertahan di dekat level tertinggi selama 2,5 bulan ini.
Pasalnya, spekulasi baru bahwa Federal Reserve AS (The Fed) mungkin akan memperlambat langkah-langkah dukungan ekonomi yang didorong oleh pandemi Covid-19.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, merosot USD 8,20 atau 0,45 persen, menjadi menetap pada USD 1,825,50 per ounce.
Namun, perdagangan kurang bergairah karena libur Hari Buruh AS pada hari Senin (6/9).
Emas berjangka melonjak USD 22,2 atau 1,23 persen menjadi USD 1,833,70 pada hari Jumat (3/9) setelah jatuh USD 4,5 atau 0,25 persen menjadi USD 1.811,50 pada hari Kamis (2/9), dan merosot USD 2,1 atau 0,12 persen menjadi USD 1.816 pada hari Rabu (1/9).
Indeks USD yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, menguat 0,20 persen pada 92,2194, membuat emas kurang menarik bagi bagi mereka yang memegang mata uang lainnya.
Data Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan pada hari Jumat (3/9) bahwa angka penggajian (payrolls) nonpertanian meningkat 235 ribu pekerjaan bulan lalu, jauh di bawah ekspektasi para ekonom untuk kenaikan 728 ribu pekerjaan.
Harga emas terdesak oleh USD dan kembali mengalami penurunan, simak analisa pakar ekonomi.
- Transaksi Tabungan Emas Pegadaian Diproyeksikan Naik 10 Kali Lipat pada Akhir April
- Harga Emas Perhiasan di Baturaja Tembus Rp 11,3 Juta Per Suku
- Masyarakat tak Perlu Ragu Bertransaksi Emas Secara Digital di Pegadaian
- Harga Emas Antam Hari Ini Sabtu 19 April 2025: Tetap Stabil di Rp 1,965 Juta Per Gram
- Update Harga Emas Antam Hari Ini, Sabtu 19 April 2025, Stabil
- Dalam 6 Hari Galeri 24 Pegadaian Menjual Lebih Dari 250 kg Emas Batangan