Harga Gandum Makin Sadis, Warga Jepang Diminta Ubah Pola Konsumsi

Harga Gandum Makin Sadis, Warga Jepang Diminta Ubah Pola Konsumsi
Harga gandum yang terus melonjak membuat warga Jepang harus bersiap-siap menghadapi kemungkinan beberapa hidangan favorit mereka, seperti ramen, bakal berubah rasanya. Foto: Behrouz MEHRI / AFP

Selain itu, nilai yen yang lemah telah semakin meningkatkan harga lokal untuk produk-produk berbasis tepung terigu.

Sebuah perusahaan penghasil tepung beras yang berbasis di Toda, Prefektur Saitama --Mitake Food Manufacturing Co.-- melaporkan bahwa sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, beberapa perusahaan makanan telah menghubunginya dan mengatakan mereka ingin menggunakan tepung beras sebagai pengganti tepung gandum.

"Kami ingin mempromosikan manfaat tepung beras agar pemilihannya tidak berakhir hanya sebagai iseng-iseng," kata CEO Mitake Food Manufacturing Hideyuki Takeuchi.

Meskipun sejumlah upaya telah dilakukan di masa lalu untuk mempromosikan tepung beras, permintaan terhadap produk itu tetap rendah karena harganya lebih mahal daripada tepung terigu.

Namun, kesenjangan harga antara tepung beras dan terigu telah berkurang akibat krisis di Ukraina. Hal itu memungkinkan beberapa produsen tepung beras di Jepang untuk menjual produk mereka dengan harga yang hampir sama dengan tepung terigu.

Berbagai jenis beras, termasuk yang dapat digunakan untuk membuat roti atau mie, telah dikembangkan.

Pemerintah daerah di Jepang semakin mendukung langkah tersebut, termasuk Prefektur Fukuoka, yang memutuskan untuk memberikan subsidi untuk produk berbasis tepung beras buatan prefektur itu.

Teknologi untuk mengembangkan pangan beras telah meningkat.

Industri makan Jepang mulai keteteran mengimbangi lonjakan harga gandum yang terus menggila. Warga pun diharapkan bisa menerima bahan pengganti

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News