Harga Gas USD 7,2 per MMBTU
Usulan Asumsi RAPBN 2009
Rabu, 18 Juni 2008 – 10:28 WIB
JAKARTA – Upaya melengkapi portofolio energi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) terus dimatangkan. Kali ini, pemerintah menyampaikan asumsi harga gas untuk penyusunan Rencana APBN 2009. Dirjen Migas Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Luluk Sumiarso mengatakan, asumsi harga gas tersebut disusun berdasar record semua kontrak gas untuk pasar ekspor maupun domestic. ’’Ketemunya USD 7,2 per mmbtu,’’ ujarnya saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR Selasa (17/6). Berbeda dengan minyak, kata Luluk, kontrak gas biasa dibuat untuk jangka panjang, yakni sekitar 20 – 30 tahun. Selain itu, kontrak gas juga dibuat jauh sebelum sebuah lapangan berproduksi. Luluk menambahkan, asumsi harga yang disampaikan kemarin belum memperhitungkan potensi perbaikan harga dari hasil renegosiasi kontrak.
Menurut Luluk, record harga gas tersebut dihitung mulai tahun 2001. Tercatat, ada 72 kontrak gas, yang terdiri dari 54 kontrak gas dengan harga flat (tetap), 10 kontrak gas dengan eskalasi harga, dan 8 kontrak gas dengan formula harga. ’’Kontrak gas ini cukup unik, karena itu range harganya lebar, dari USD 4 per mmbtu untuk domestic hingga USD 9,8 per mmbtu untuk ekspor’’ katanya.
Baca Juga:
Akibatnya, harga kontrak gas yang diteken 10 tahun lalu, bisa jadi jauh dari harga pasar saat ini. Misalnya, harga gas Tangguh ke pembeli Fujian di Tiongkok yang diteken pada 2002 hanya sekitar USD 2,6 per mmbtu. Padahal, harga gas saat ini sudah mencapai USD 12 – 13 per mmbtu.
Karena itu, saat ini pemerintah tengah berupaya melakukan renegosiasi terhadap semua pembeli gas, terutama di pasar ekspor, untuk mendapatkan harga yang lebih baik. Untuk itu, Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro telah menunjuk mantan kepala BPMigas Kardaya Warnika sebagai negosiator untuk melakukan renegosiasi kontrak-kontrak gas.
Baca Juga:
Sementara itu, dalam RAPBN 2009, pemerintah mengusulkan asumsi produksi siap jual atau lifting gas sebesar 7,526 juta mmbtu per hari atau setara 1,384 juta barel ekuivalen per hari.
JAKARTA – Upaya melengkapi portofolio energi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) terus dimatangkan. Kali ini, pemerintah menyampaikan
BERITA TERKAIT
- Bank Mandiri Buktikan Komitmen Menyukseskan 3 Juta Rumah Dengan Jadi Penyalur FLPP
- Layanan CRM OCA Bantu UMKM Lebih Dekat dengan Pelanggan
- Kabar Baik, Target KUR 2025 Naik jadi Rp 300 Triliun
- IDSurvey Buka Kantor Cabang di Singapura
- Targetkan Green Growth, Ini 3 Proyek Kolaborasi dari SCG di ESG Symposium 2024
- Transformasi Digital, DPLK BNI Luncurkan Website Baru dengan Fitur Inovatif dan Menarik