Harga Gula Masih Fluktuatif
Sabtu, 25 Juni 2011 – 09:51 WIB
Menurut dia, pengaruh gula internasional sangat besar terhadap pembentukan gula lelang. Kata dia, ada penurunan harga gula internasional sampai di bawah USD 600 per ton (FOB) pada Mei lalu. Ditambah menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar turut mempengaruhi terbentuknya harga. "Dampaknya, ketika dilaksanakan lelang, trader dalam negeri melihat perkembangan tersebut dan takut menjadi buffer stock," ungkapnya.
Kemudian, pada lelang gula terakhir rata-rata harga gula yang terbentuk Rp 8.200 per kg. Menurut dia, salah satu pendorong kenaikan tersebut imbas dari rencana India mengekspor sebanyak 2,5 juta ton. "Sebelumnya, India sempat menyatakan untuk tidak mengekspor produksi gulanya," urai Colosewoko.
Selain itu, jaminan terhadap gula petani makin tinggi ketika pedagang bersedia memberikan dana talangan, sehingga berdampak pada kenaikan harga. "Namun yang masih jadi kekhawatiran, stok gula yang banyak di pasaran. Bulan depan pun diperkirakan masih banyak. Karena itu, distribusi harus lancar," tuturnya.
Harga ideal yang terbentuk saat lelang mestinya di kisaran Rp 8.300-Rp 8.500 per kg. Ke depan, kalau harga stabil di kisaran tersebut dinilai berdampak positif bagi petani. Dengan begitu, mereka memiliki kemauan untuk terus menanam tebu. Meski positif bagi petani, harga tersebut tidak akan memberatkan konsumen.
JAKARTA - Harga gula lelang menunjukkan tren meningkat dalam dua bulan terakhir. Akhir Mei lalu, rata-rata harga lelang gula nasional yang terbentuk
BERITA TERKAIT
- Melalui UMK Academy, Pertamina Dukung UMKM Bersaing di Tingkat Global
- Pupuk Kaltim Kembali Raih Predikat Platinum di Ajang ASSRAT 2024
- Pegadaian Gelar Media Awards 2024, Puluhan Jurnalis Raih Penghargaan
- Pertamina Regional Indonesia Timur Raih Penghargaan Internasional Best Practice GCSA 2024
- Mendes Yandri Susanto Sebut BUMDes Penting Cegah Efek Negatif Urbanisasi Bagi Desa
- Sertifikasi Halal Lindungi UMK dari Serbuan Produk Luar Negeri