Harga Ikan Naik, Nelayan Malah Semakin Sengsara
Sabtu, 19 Maret 2011 – 07:10 WIB
Sebagai contoh, lanjutnya, adalah kasus di Medan. Konsumsi ikan warga kota Medan terus meningkat setiap tahun, sementara hasil produksi ikan yang dihasilkan nelayan terus berkurang, sedangkan biaya operasi melaut terus meningkat. Hal ini yang menyebabkan nelayan tidak semakin sejahtera, melainkan semakin terpuruk.
Baca Juga:
”Kenaikan harga ikan menjadi hal yang seharusnya mendapat perhatian. Untuk mendapatkan kestabilan harga, perlu diperhatikan kestabilan input produksinya,” ujar Ketua Umum Persatuan Nelayan Tradisional Indonesia (PNTI) ini.
Tamsil menjelaskan, penyediaan gudang penampungan dan penyimpanan ikan segar berstandar internasional (cold storage), sangat diperlukan. Namun, penempatan cold storage harus diprioritaskan pada daerah-daerah yang menjadi lumbung ikan nasional, agar seimbang antara biaya pengadaan barang dengan produksi ikannya. Tanpa fasilitas itu, kualitas ikan akan menurun, demikian juga ketika ikan terlalu lama disimpan, akan busuk dan harganya jatuh.
Politikus PKS ini menambahkan, selain penyediaan cold storage, menurunnya input produksi ikan disebabkan juga karena daya dukung lingkungan yang semakin menurun. Degradasi lingkungan menyebabkan rusaknya terumbu karang dan mangrove. Di dalam ekosistem terumbu karang banyak terdapat ikan-ikan karang yang mempunyai nilai ekonomis.
JAKARTA – Anggota Komisi IV DPR yang juga Ketua Umum Persatuan Nelayan Tradisional Indonesia (PNTI) Tamsil Linrung prihatin dengan kenaikan
BERITA TERKAIT
- Kideco Berkomitmen untuk Menyempurnakan Kualitas Laporan Berkelanjutan
- Shell Membantah Bakal Tutup SPBU di Indonesia
- BTN Raih Penghargaan di Ajang LinkedIn Talent Awards
- Melalui UMK Academy, Pertamina Dukung UMKM Bersaing di Tingkat Global
- Pupuk Kaltim Kembali Raih Predikat Platinum di Ajang ASSRAT 2024
- Pegadaian Gelar Media Awards 2024, Puluhan Jurnalis Raih Penghargaan