Harga Cabai Jeblok, Pengamat Minta Pasar Nasional Menyerap Produksi

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat pangan yang juga sekaligus Sekretaris Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Andalas, Muhammad Makky meminta pasar-pasar di seluruh Indonesia untuk segera melakukan penyerapan cabai yang tengah memasuki panen raya.
Pasalnya, di sejumlah daerah harga cabai mengalami penurunan mencapai Rp 15 ribu perkilogram.
"Harus segera dilakukan penyerapan oleh semua pasar di Indonesia agar harganya kembali normal," ujar Makky, Senin, 23 Agustus 2021.
Menurut Makky, Kementerian Pertanian selaku lembaga negara yang ditugasi meningkatkan produksi dinilai sudah bekerja maksimal, di mana saat ini kebutuhan cabai nasional dalam kondisi melimpah.
Namun soal harga, lagi-lagi ia meminta agar kementerian lain seperti Kementerian Perdagangan untuk turun langsung dan melihat kondisi di pasaran.
"Kalau dari aspek perencanaan dan realisasi produksi yang dilakukan kementan, khususnya pada program ketahanan pangan saya pikir sudah mencerminkan pemerataan distribusi waktu dan area produksi dan panen," katanya.
Dengan strategi ini, sebenarnya, kata Makky harga cabai sudah mencapai suatu equilibrium yang berarti sudah menguntungkan petani dan tidak memberatkan ekonomi masyarakat.
Walaupun demikian, keseimbangan ini bisa saja berubah karena adanya aktor lain yang ingin mencari keuntungan.
Harga cabai di sejumlah pasar jeblok, pengamat pangan Universitas Andalas meminta pasar nasional segera menyerap produksi.
- Mentan Temukan Hal Mengejutkan saat Sidak Bahan Pangan di Pasar Lenteng Agung, Jaksel
- Kementan Gandeng Densus 88, Dorong Kewirausahaan dan Ketenagakerjaan Sektor Pertanian
- Pemerintah Klaim Banjir Bekasi Tak Pengaruhi Distribusi Pangan di Jakarta
- Harga Cabai Rawit Merah Tembus Rp 102.200 Per Kilogram
- Johan Rosihan DPR: Praktik Pengoplosan Beras Mencederai Semangat Swasembada Pangan
- Dirut Pupuk Indonesia Pastikan Pupuk Bersubsidi Tersedia Sebelum Musim Tanam