Harga Karet Anjlok, Inilah Solusinya
Dikatakannya, untuk harga karet yang mingguan mencapai Rp7 ribu per kilonya, dan bulanan Rp9.400 per kilo, harga itu rendah dan tidak mencukupi kebutuhan hidup dalam masyarakat.
Di samping itu, masyarakat masih suka mencampur seperti tatal bekas sadapan, air, dan lain-lain ke dalam pengadonan karet dalam proses pembekuan.
Itu bisa terjadi pemotongan harga oleh pembeli, yang seharusnya harga Rp7 ribu per kilo, dengan kotornya karet tersebut dipotong 20 persen oleh pembelinya.
Oleh karena itu, pihaknya mengimbau masyarakat untuk bersih dalam percetakan karet agar tidak ada pemotongan dari harga yang ditentukan pembeli.
"Untuk produksi kita ada peningkatan dalam setiap tahunnya, untuk karet kering kita sudah mencapai 80 persen dalam produksi maka kita bisa mencapai 1 ton karet kering setiap produksi," pungkasnya.(roz/lia/ce4)
Terobosan baru bagi para petani untuk mengembangkan pinang super sebagai komoditi yang menjanjikan di tengah anjloknya harga karet.
Redaktur & Reporter : Budi
- Petani Karet Menjerit, Butuh Uluran Tangan Pemerintah
- 15 Ribu Pengunjung Ditargetkan Hadir di Pameran Plastics & Rubber Indonesia 2024
- Kembalikan Kejayaan Industri Karet Nasional, PTPN Group Siapkan Strategi Revitalisasi
- Indonesia Harus Antisipasi Aturan Bebas Deforestasi di Uni Eropa
- Bertemu Ketua Parlemen Thailand, Mendag Zulkifli Hasan Dorong Harga Karet Menguat
- Rilis BPS Soal NTP Menggembirakan, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat Paling Dominan