Harga Karet Sempat Rp17 Ribu Per Kilogram, Sekarang Rp 7 Ribu

jpnn.com - PALUTA - Memasuki musim penghujan saat ini, harga getah karet di Kabupaten Padang Lawas Utara (Palut)a tidak mengalami perubahan dari minggu sebelumnya yakni Rp6.500- Rp7.000 per kilogram. Masyarakat pun resah dengan harga ini.
Panjang Siregar (38), seperti diberitakan Metro Tabagsel (Grup JPNN), mengatakan bahwa harga getah karet masih sama atau belum mengalami perubahan dari minggu sebelumnya.
“Masih sama dengan harga minggu kemarin, tidak ada perubahan,” katanya di Desa Sidingkat, Kecamatan Padang Bolak.
Panjang menceritakan, harga getah ini dinilai masih sangat rendah dan belum berpihak kepada petani, mengingat harga getah karet sebelumnya juga pernah mencapai Rp15.000 per kilogram.
Namun sejak memasuki musim kemarau pada bulan Juli lalu, ternyata harga getah masih tetap di kisaran harga Rp6.500-Rp7.000 per kilogram.
“Getah karet paling tinggi saat ini dihargai Rp7.000 per kilogram, padahal dulunya harga getah karet pernah menembus Rp15.000 hingga Rp17.000 per kilogram,” kenang Panjang.
Kebutuhan pokok yang secara umum juga mengalami kenaikan, cukup memberatkan bagi masyarakat petani karet. Harga getah karet yang dari minggu ke minggu tidak ada perubahan tentunya membuat sejumlah petani merasa was-was dan resah.
Dan keresahan para petani, tidak hanya masalah murahnya harga getah saja. Tapi kondisi pohon karet yang saat ini sedang mengalami gugur daun juga membuat para petani kian murung.
PALUTA - Memasuki musim penghujan saat ini, harga getah karet di Kabupaten Padang Lawas Utara (Palut)a tidak mengalami perubahan dari minggu sebelumnya
- Honorer Masa Kerja Kurang 2 Tahun Dirumahkan, tetapi Diseleksi Lagi
- Banyak Banget Pejabat ASN Mendapat Sanksi, Jenis Pelanggaran Sama
- Kembali Pimpin Denpasar, Jaya Negara Siap Lanjutkan Pembangunan Berkelanjutan
- Polda Riau Bangun 75 Rumah Subsidi, Wujudkan Kesejahteraan Personel
- Gubernur Agustiar Sabran dan Wagub Edy Pratowo Disambut Meriah di Palangka Raya
- 48 ASN di Rejang Lebong Diberi Sanksi Teguran, Ini Sebabnya