Harga Kedelai Meroket, Perajin Tempe Terlanjur Ketergantungan Impor, Bagaimana Pak?

jpnn.com, JAKARTA - Harga kedelai impor kembali meroket di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
Manajer Primer Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Primkopti) Kabupaten Kudus Amar Ma'ruf mengatakan kedelai mengalami kenaikan menjadi Rp 11 ribu per kilogram, setelah sebelumnya dijual dengan harga Rp 10.600 per kilogram.
"Kenaikan harga kedelai impor terjadi sejak sepekan terakhir, setelah sebelumnya sempat dijual dengan harga tinggi yang mencapai Rp 13.000-an per kilogram. Setelah sempat turun, kini naik lagi," kata Amar di Kudus, Jumat (30/6).
Menurutnya, perajin tempe terpaksa membelinya karena aktivitas produksinya tidak bisa dihentikan.
Namun, karena harga kedelai cukup mahal, banyak yang mengurangi pembelian kedelainya sehingga permintaan saat ini turun.
Sebelumnya, transaksi penjualan per harinya bisa mencapai 20-an ton kedelai menjadi 15-an ton.
Fluktuasi harga jual tersebut, kata dia, tidak mempengaruhi pasokan komoditas impor tersebut, karena pihak importir siap memenuhi kebutuhan pasar.
"Untuk kedelai lokal, belum tersedia karena ketersediaannya selama ini sangat minim, sehingga ketergantungan pengusaha tahu dan tempe terhadap kedelai impor cukup tinggi. Sedangkan stok kedelai impor saat ini sebanyak 80 ton," beber Amar.
Harga kedelai impor kembali meroket di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, jadi sebegini.
- DEN: Opsi Impor Perlu Dicanangkan untuk Penuhi Kebutuhan Gas Bumi di Dalam Negeri
- Presiden Prabowo Diminta Turun Tangan Berantas Mafia Impor Bawang Putih
- Aturan Baru, Barang Kiriman Jemaah Haji Maksimal Nilainya Rp 24,5 Juta Bebas Bea Masuk
- Komisi III Bentuk Panja Pengawasan Impor, Legislator Golkar Singgung Modus Penyimpangan
- BPS Catat Neraca Perdagangan Surplus USD 3,45 Miliar pada Januari 2025
- Kanwil Bea Cukai Banten Layani Kargo Perdana ke Pusat Logistik Berikat di Cilegon