Harga Komoditas Meroket, PT Timah Raup Rp 3,9 Triliun

jpnn.com, JAKARTA - PT Timah Tbk (TINS) meraup pendapatan Rp 3,986 triliun selama semester pertama lalu.
Nilai tersebut naik signifikan jika dibandingkan dengan semester pertama 2016 yang sebesar Rp 2,578 triliun.
Sekretaris Perusahaan TINS Nur Adi Kuncoro menyatakan, harga timah naik lantaran produksi timah global lebih kecil jika dibandingkan dengan kebutuhan timah.
Produksi global mencapai 341.390 metrik ton. Sementara itu, konsumsinya 352.700 metrik ton.
Karena ketimpangan pasokan dan permintaan tersebut, harga timah dunia naik dari USD 13.808 per metrik ton pada tahun lalu menjadi USD 19–22 per metrik ton.
Indonesia kini berada di posisi kedua pemasok timah dunia setelah Tiongkok. Produksi Indonesia mencapai 66.900 ribu metrik ton.
Malaysia berada di peringkat ketiga dengan 26,8 ribu metrik ton.
Secara korporasi, TINS berada di posisi ketiga dengan memasok tujuh persen dari total produksi timah dunia.
- Polemik Tata Niaga Timah Akibat Ketidakjelasan Regulasi Berdampak pada Perekonomian Masyarakat Babel
- PT Timah Pecat Pegawainya yang Mengejek Honorer Pengguna BPJS
- Kemenko Perekonomian Ungkap 17 Persen Cadangan Timah Global Ada di Indonesia
- Pemerintah Dorong Hilirisasi Timah untuk Memperkuat Posisi Indonesia di Pasar Global
- Begini Nasib Karyawati PT Timah Penghina Honorer Pengguna BPJS
- Karyawati Bikin Konten Menghina Honorer, PT Timah Angkat Bicara