Harga Mati

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Harga Mati
Fadjroel Rachman. Foto: Ricardo/JPNN.com

Namun, dengan kondisi ekonomi yang sulit seperti sekarang, proyek-proyek infrastruktur Jokowi harus disisihkan untuk lebih berkonsentrasi pada pembenahan kebutuhan pokok.

Selama 32 tahun memerintah Indonesia, Presiden Soeharto membangun legitimasi sebagai ‘bapak pembangunan’. 

Soeharto mendapatkan legitimasinya karena berhasil mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang stabil pada kisaran tujuh persen setiap tahun. 

Dengan pertumbuhan ekonomi yang konsisten itu, Indonesia masuk dalam kategori NIC atau new industrialised country, negara industri baru dan dijuluki sebagai salah satu macan Asia.

Pembangunan fisik menjadi andalan Soeharto. 

Ekonomi yang stabil membuat harga-harga kebutuhan pokok terjangkau oleh rakyat. 

Pada era Soeharto Indonesia berhasil memenuhi kebutuhan beras sendiri melalui program swasembada. 

Soeharto juga memberi prioritas kepada pendidikan dengan menyediakan sekolah-sekolah gratis.

Munculnya jargon ‘dua periode harga mati’ dari Fadjroel Rachman bukan berarti gerakan tiga periode selesai. Bisa jadi muncul gerakan politik dagang sapi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News