Harga Melambung Tinggi, Limbah Garam Sudah Membatu Diolah Lagi

Harga Melambung Tinggi, Limbah Garam Sudah Membatu Diolah Lagi
Petani garam di Dusun Padak Desa Pijot Kecamatan Keruak sedang memanen garam krosok yang siap di dijual ke pasaran. Foto: Janwari Irwan/Radar Lombok

Amaq Muji meyakini terjadi siklus harga garam yang tinggi. Biasanya itu terjadi setiap 7 tahun sekali.

“Kalau tahun 2017 mahal, kemungkinan akan mahal lagi nanti pada tahun 2024 lagi,” katanya.

Tingginya harga garam ini dimanfaatkan petani untuk membongkar stok di gudangnya. Bahkan ada yang menggali tungku pembakaran pengolahan garam krosok menjadi garam halus untuk mencari sisa-sisa garam. '

“Kita tidak membongkar tapi kita menggali tanah yang di bawah tungku ini yang akan kita jadikan garam halus,” jawab Amaq Fit.

Pembongkaran tungku ini terpaksa dilakukan agar mendapatkan garam untuk dijual. Saat ini produksi garam rendah namun harga di pasaran tinggi. Nantinya, limbah garam yang sudah membatu ini diolah kembali.

Limbah garam ini akan dilebur kembali hingga halus seperti pasir. Kemudian diolah dengan cara dimasak.

“Setelah kita masak kemudian garam yang ada di tanah yang sudah dilebur akan berpisah dan menjadi air, sehingga air yang dihasilkan akan diolah menjadi garam. Kualitasnya sama dengan garam halus,'' akunya.

Amaq Fit bersyukur harga garam melonjak tinggi. Sudah lama petani tidak menikmati keuntungan.

Harga garam masih mahal. Langkanya pasokan menyebabkan stok terbatas.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News