Harga Merpati MA-60 Diduga Mark Up
Kamis, 12 Mei 2011 – 07:42 WIB

Wakil Presiden periode 2004-2009 Jusuf Kalla. Foto: Mohamad Qori/RM
Setelah melakukan pengamatan, Kalla berpendapat bahwa MA-60 tidak memiliki kelayakan terbang. Seperti yang diberitakan, MA-60 tidak memiliki sertifikat penerbangan dari Federal Aviation Administration (FAA). "Saya harus bekerja berdasarkan keyakinan saya, bahwa (MA-60) itu jangan dibeli, tapi sewa," ucapnya.
Baca Juga:
Namun, ternyata kesepakatan dilakukan Merpati, hingga terjadi proses pengadaan. Setelah proses terus berjalan, pihak Merpati akhirnya sepakat untuk membeli pesawat tersebut. "Setelah itu, saya tidak tahu lagi," ujar Kalla di Jakarta, Rabu (11/5).
Sempat muncul spekulasi bahwa pembelian pesawat ini merupakan bagian dari proyek listrik 10.000 Mega Watt. Kalla menegaskan, tidak ada hubungan antara proyek listrik dengan pembelian MA-60. "Apa urusannya dikaitkan? Emangnya kalau kita batal, dia mau batalin pembelian proyek listrik? Jangan lupa, pembeli itu raja," ujarnya.
Upaya mengkait-kaitkan dua masalah itu, menurut Kalla, hanyalah spekulasi dari broker. Menurut Kalla, pemerintah Tiongkok selalu kooperatif dan terbuka dalam setiap kerjasama. "Saya ketemu pemerintah di sana, tidak ada satupun itu (yang mengaitkan, Red). Saya tanya PLN, juga bilang tak ada soal ini," tandasnya. (bay/nw)
JAKARTA - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai, anggaran yang dihabiskan untuk pengadaan 15 pesawat MA-60, patut dipertanyakan. Berdasarkan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Revisi UU Kejaksaan Menuai Pro dan Kontra, Pakar Sarankan Penundaan
- PSI: Ahok Seharusnya Jadi Whistle Blower Saat Masih Menjabat Komut
- Presiden Prabowo Perintahkan BNPB segera Tangani Banjir
- Penyidik KPK Menggeledah 2 Kantor di Lingkungan Pemkab Musi Banyuasin, Ini Hasilnya
- Gubernur Pramono Instruksikan Buka Pintu Air Manggarai
- Langkah Mendes Yandri Berhentikan TPP Dinilai Bukan karena Like and Dislike