Harga Minyak Anjlok, Nih Pemicunya
Kekhawatiran terhadap perekonomian global yang lebih luas juga menekan harga minyak. Imbal hasil obligasi pemerintah AS kembali menuju 5 persen pada Kamis (25/10) menyeret saham-saham di seluruh dunia ke posisi terendah dalam beberapa bulan.
Namun, perekonomian AS tumbuh pada laju tercepat dalam hampir dua tahun pada kuartal ketiga.
Berdasarkan data yang dirilis pada Kamis (25/10), sehingga meningkatkan ekspektasi bahwa The Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama.
Sementara itu, peningkatan persediaan minyak mentah AS pada minggu terakhir mengindikasikan melemahnya permintaan.
Persediaan minyak AS naik 1,4 juta barel menjadi 421,1 juta barel, menurut Energy Information Administration (EIA), melebihi kenaikan 240.000 barel yang diperkirakan oleh para analis dalam survei yang dilakukan Reuters.
Data tersebut menyusul penurunan mengejutkan pada data aktivitas bisnis zona euro bulan ini.
"Meskipun tidak ada tanda-tanda jelas bahwa perang akan meningkat, perhatian kembali tertuju pada fluktuasi pasar obligasi AS dan kondisi ekonomi dunia yang lebih rentan. Hal ini meresahkan investor,” kata analis MUFG Ehsan Khoman.
Di sisi lain, Bank Sentral Eropa mempertahankan suku bunga seperti yang diperkirakan pada Kamis (25/10), menghentikan kenaikan suku bunga 10 kali berturut-turut yang belum pernah terjadi sebelumnya dan mempertahankan panduan yang menyiratkan kebijakan yang stabil pada masa depan.
Harga minyak anjlok pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB) dipicu kekhawatiran meluasnya konflik Timur Tengah.
- Mendag Buka-bukaan Penyebab Kenaikan Harga Minyakita
- Pentingnya Pelatihan BOSIET Bagi Pekerja Lepas Pantai
- Harga BBM Nonsubsidi Pertamina Naik Per 2 Agustus, Pertamax Tetap
- Peneliti INDEF: Harga Pertamax Series Sudah Saatnya Dinaikkan
- DPR Dorong Pemerintah Perkuat Diplomasi untuk Perdamaian di Timteng
- Konflik Timur Tengah: Pemerintah Diminta Cari Alternatif Pasokan Minyak dari Negara Lain