Harga Minyak Dunia Melejit, Sebaiknya Indonesia Siap-Siap
jpnn.com, JAKARTA - Konflik Rusia-Ukraina yang menyebabkan harga komoditas energi dunia melejit.
Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto menilai pemerintah harus memanfaakan kenaikan harga minyak dunia untuk meningkatkan kinerja produksi komoditas energi nasional.
"Agar Indonesia dapat mengurangi risiko defisit transaksi berjalan melalui peningkatan pendapatan dari sektor migas dan minerba," ujar Mulyanto kepada media, Senin, (28/2).
Mulyanto mengatakan tingginya harga migas dunia adalah angin segar bagi iklim investasi sektor migas domestik, yang sebelumnya sempat merosot karena isu energi baru terbarukan (EBT).
"Kondisi ini juga merupakan kesempatan baik bagi industri migas untuk meningkatkan eksplorasi dalam rangka menggenjot produksi," ungkapnya.
Menurutnya, peningkatan produksi minyak domestik secara langsung dapat mengurangi tingkat ketergantungan Indonesia pada impor BBM, sekaligus menekan defisit transaksi berjalan di sektor migas.
Di sisi lain, ekses produksi gas alam yang bertambah dapat meningkatkan kinerja ekspor komoditas energi ini di tengah harganya yang melambung, dalam rangka meningkatkan penerimaan devisa negara.
"Logika yang sama juga berlaku untuk komoditas batu bara, yang akhir-akhir ini menjadi durian runtuh alias windfall profit bagi PNBP kita. Termasuk juga ekspor komoditas CPO," bebernya.
Artinya, Mulyanto menegaskan melonjaknya harga energi dunia, yang akan menguras devisa kita untuk keperluan impor migas.
Padahal, hal itu dapat dikompensasi dengan penerimaan ekspor komoditas energi lainnya seperti batu bara, gas alam dan juga CPO.
Apalagi ketika iklim investasi di bidang energi ini semakin kondusif, yang mendorong peningkatan produksi komoditas energi Indonesia.
"Maka, penerimaan negara tersebut pun akan semakin meningkat," kata Mulyanto.
Jadi, Mulyanto menyebut melonjaknya harga energi dunia, sejatinya punya dua sisi, yakni sisi negatif dan positif. Secara normatif tugas pemerintah adalah mengurangi pengaruh sisi negatif dan meningkatkan pengaruh sisi positifnya bagi pembangunan nasional.
"Jadi, tidak otomatis kenaikan harga komoditas energi dunia, yang dipicu oleh perang Rusia-Ukraina ini, harus diikuti dengan kebijakan kenaikan harga BBM, gas LPG, dan listrik domestik.
Kenaikan harga energi tersebut di atas bukanlah satu-satunya opsi kebijakan yang tersedia.
Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto menilai pemerintah harus memanfaakan kenaikan harga minyak dunia untuk meningkatkan kinerja produksi komoditas energi nasional.
- Polemik Hasto Tersangka, Habiburokhman Gerindra: Sampai Kiamat Enggak Selesai
- Komisi III DPR Sebut Polri Paling Responsif Tindaklanjuti Pengaduan Masyarakat
- Said Abdullah PDIP Mendukung Pelaksanaan APBN 2025 untuk Rakyat
- Darurat Penyelamatan Polri: Respons Terhadap Urgensi Pengembalian Reputasi Negara Akibat Kasus Pemerasan DWP 2024
- Legislator PKS Desak Kejagung & BPK Sita Duit Judi Online Rp 187,2 Triliun di Lembaga Keuangan
- KPK Dalami Ekspor Batu Bara dari Pemeriksaan Dirjen Bea Cukai