Harga Minyak Turun
jpnn.com - Kekhawatiran pedagang terhadap perlambatan ekonomi global, berimbas terkoreksinya harga minyak pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB).
Minyak berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari, ditutup 20 sen lebih rendah pada 58,34 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Maret turun 61 sen menjadi menetap pada 64,59 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Dana Moneter Internasional (IMF), mengoreksi proyeksi pertumbuhan global pada Senin (20/1), mengutip kejutan negatif di beberapa pasar negara berkembang, terutama di India, dan meningkatnya keresahan sosial, tetapi menambahkan bahwa "pertumbuhan global mungkin akan mencapai titik terendah."
IMF memangkas proyeksi pertumbuhan global untuk tahun ini dan tahun depan masing-masing sebesar 0,1 poin persentase dan 0,2 poin persentase.
Pertumbuhan ekonomi global sekarang diproyeksikan meningkat 3,3 persen pada 2020 dan 3,4 persen pada 2021.
Kekhawatiran atas melemahnya permintaan melebihi kekhawatiran tentang krisis minyak Libya, menurut para ahli.
Pelaku pasar tidak tampak terlalu khawatir saat ini tentang penutupan produksi di Libya, analis energi di Commerzbank Research mengatakan dalam sebuah catatan pada Selasa (21/1).
Kekhawatiran pedagang terhadap perlambatan ekonomi global, berimbas terkoreksinya harga minyak pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB).
- Mendag Buka-bukaan Penyebab Kenaikan Harga Minyakita
- Harga BBM Nonsubsidi Pertamina Naik Per 2 Agustus, Pertamax Tetap
- Peneliti INDEF: Harga Pertamax Series Sudah Saatnya Dinaikkan
- DPR Dorong Pemerintah Perkuat Diplomasi untuk Perdamaian di Timteng
- Konflik Timur Tengah: Pemerintah Diminta Cari Alternatif Pasokan Minyak dari Negara Lain
- Menteri Erick Thohir Minta BUMN Antisipasi Dampak Gejolak Ekonomi & Geopolitik Global