Harga Pertamax Naik, Pengguna Pertalite Perlu Dibatasi
jpnn.com, JAKARTA - Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengusulkan agar pemerintah dan PT Pertamina (Persero) membatasi pengguna bahan bakar minyak (BBM( subsidi jenis pertalite.
Langkah itu menurutnya perlu ditempuh untuk meminimalkan potensi pergeseran (shifting) konsumsi BBM dari Pertamax yang nonsubsidi ke Pertalite.
Salah satu cara yang diusulkan Pardede, yaitu melarang kendaraan pemerintah dan BUMN mengisi BBM subsidi.
Pemerintah dan Pertamina juga dapat melakukan seleksi kendaraan pribadi yang mengisi Pertalite.
"Misalnya, kendaraan mewah dengan kapasitas mesin ataupun merek tertentu dilarang mengisi BBM bersubsidi. Pengawasan terhadap tindak kecurangan juga perlu diperketat," ujar Josua dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu (3/4).
Dia menilai perbedaan harga yang cukup tinggi berpotensi memicu pergeseran pengguna Pertamax ke Pertalite sehingga harus diantisipasi.
Josua memandang keputusan tidak menaikkan harga Pertalite cukup baik untuk melindungi daya beli masyarakat
Dengan ditetapkannya harga Pertalite, masyarakat masih memiliki opsi BBM murah di tengah tekanan ekonomi akibat Covid-19.
Pemerintah perlu melarang kendaraan pelat merah dan BUM, serta batasi mobil pribadi membeli Pertalite menyusul kenaikan harga Pertamax.
- Anggota Komisi VI DPR: Nicke Bawa Banyak Kemajuan Bagi Pertamina
- Pelita Air & Ditjen EBTKE Berkolaborasi Wujudkan Bandara Pondok Cabe Ramah Lingkungan
- Perjalanan Hidup Jenderal Multitalenta Iwan Bule, dari Sepak Bola ke Pertamina
- Yuk, Transaksi di MyPertamina, Ada Puluhan Promo Spesial Hingga Akhir Tahun
- Kinerja Meningkat, Laba Konsolidasi BUMN Tembus Rp 292 Triliun
- UMKM Binaan Pertamina Diminati di Indonesia Week Hongkong 2024