Harga Pertamax Naik, Pertamina Masih Tombok Rp 3.500 per Liter
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Komisi VII DPR Sugeng Suparwoto menilai positif penyesuaian harga BBM nonsubsidi, Pertamax.
Pasalnya, meski mengalami kenaikan menjadi Rp 12.500 per liter, namun sebenarnya Pertamina masih tombok dan menjual di bawah harga keekonomian.
“Pertamina memang tidak punya pilihan lain, kecuali menyesuaikan harga Pertamax yang merupakan BBM nonsubsidi. Meski begitu, kami menilai positif. Sebab, penyesuaian harga BBM RON 92 tersebut, masih di bawah harga keekonomian. Dengan harga jual Pertamax sekarang, Pertamina sebenarnya masih tombok Rp 3.500 per liter,” kata Sugeng.
Kondisi ini menurut Sugeng, menjadi bukti bahwa Pertamina sangat mempertimbangkan daya beli masyarakat.
“Nyatanya, Pertamina rela kenaikan tersebut pun, sebenarnya masih di bawah harga keekonomian,” lanjutnya.
Selain itu, sebenarnya Pertamax merupakan BBM yang ditujukan untuk kalangan masyarakat mampu.
Itu pun, dengan volume penjualan yang sangat kecil, yakni hanya 14 persen dari total penjualan BBM Pertamina.
Bandingkan dengan Pertalite, yang ditujukan bagi kalangan menengah ke bawah dengan volume penjualan mencapai 53 persen. Untuk BBM jenis RON 90 tersebut, Pertamina sudah memastikan bahwa tidak terdapat kenaikan harga.
Kondisi ini menjadi bukti bahwa Pertamina sangat mempertimbangkan daya beli masyarakat.
- Anggota Komisi VI DPR: Nicke Bawa Banyak Kemajuan Bagi Pertamina
- Pelita Air & Ditjen EBTKE Berkolaborasi Wujudkan Bandara Pondok Cabe Ramah Lingkungan
- Perjalanan Hidup Jenderal Multitalenta Iwan Bule, dari Sepak Bola ke Pertamina
- Yuk, Transaksi di MyPertamina, Ada Puluhan Promo Spesial Hingga Akhir Tahun
- UMKM Binaan Pertamina Diminati di Indonesia Week Hongkong 2024
- Prabowo Diminta Hati-Hati soal Pengalihan Subsidi BBM menjadi BLT