Harga Produk Sayur dan Buah Australia Diprediksi Bakal Naik
Merosotnya jumlah tenaga kerja musiman yang selama ini bekerja memetik buah dan sayuran di Australia, telah menimbulkan kerugian telah melebihi Rp500 miliar.
- Jumlah pekerja musiman di bidang pertanian menurun karena Austalia masih menutup perbatasan bagi warga asing
- Jumlah kerugian dalam delapan minggu pertama di musim panen di Australia telah melebihi AU$45 juta
- Harga sayuran dan buah di supermarket bisa naik karena biaya produksi dan panen akan dibebankan pada pembeli
Dampak lanjutan dari situasi ini akan dirasakan konsumen yang akan merasakan kenaikan harga sejumlah produk pertanian di supermarket.
Pekan lalu, Daftar Kerugian Panen Nasional dari Departemen Pertanian telah mencatatkan kehilangan pendapatan petani lebih dari $45 juta atau sekitar setengah triliun rupiah.
Padahal, pencatatan kerugian gagal panen tersebut baru mencakup periode sejak Desember 2020 atau sekitar dua bulan terakhir.
Itu pun, dalam delapan minggu terakhir, baru 65 petani yang melaporkan kerugian panen, padahal ada lebih dari 85.000 perusahaan pertanian di seluruh Australia.
Selama ini buah dan sayur impor hanya menyumbang 15 persen dari pasokan harian di Australia.
Artinya, pasokan akan semakin ketat dirasakan oleh pedagang pengecer, sehingga harga di supermarket akan meningkat.
Merosotnya jumlah tenaga kerja musiman yang selama ini bekerja memetik buah dan sayuran di Australia, telah menimbulkan kerugian telah melebihi Rp500 miliar
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata
- Dunia Hari Ini: Rencana Airbnb Menggelar Pertarungan Gladiator di Roma Dikecam
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia