Harga Produk Sayur dan Buah Australia Diprediksi Bakal Naik

Petani semangka yang ingin meninggalkan pekerjaannya
Petani semangka di Australia, Tony Vrankovich yang sudah 30 tahun melakukan usahanya di kawasan pertanian Carnarvon, Australia Barat, pada musim panen kali ini sangat terpukul.
Sebagian hasil kebunnya tak bisa dipanen sehingga terpaksa dihancurkan.

Tony kini berpikir untuk coba mencari pekerjaan lain, setelah ia merasa sangat kecewa akibat tidak adanya orang yang bisa dipekerjakan untuk memamen buah semangkanya pada musim panen kali ini.
"Situasinya sangat sulit. Kami semua sudah berusaha keras mencari tenaga kerja dan banyak petani yang sangat rugi," katanya.
Di kebun miliknya ada 1 hektar lahan tanaman semangka yang siap panen dengan jumlahnya mencapai sekitar 100 ton buah semangka.
Lebih dari 40 persen buah tersebut terbuang percuma dan terpaksa dihancurkan dengan cara dibajak bersama tanah dengan kerugian mencapai miliaran rupiah.
"Kebun ini kami rawat dan jaga selama tiga bulan, sudah banyak uang yang ditanam di sini, dan akhirnya tak bisa dipanen. Hancur di depan mata sendiri," ujarnya.
Merosotnya jumlah tenaga kerja musiman yang selama ini bekerja memetik buah dan sayuran di Australia, telah menimbulkan kerugian telah melebihi Rp500 miliar
- Daya Beli Melemah, Jumlah Pemudik Menurun
- Dunia Hari Ini: Mobil Tesla Jadi Target Pengerusakan di Mana-Mana
- Kabar Australia: Pihak Oposisi Ingin Mengurangi Jumlah Migrasi
- Dunia Hari Ini: Unjuk Rasa di Turki Berlanjut, Jurnalis BBC Dideportasi
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan di Korea Selatan, 24 Nyawa Melayang
- 'Jangan Takut': Konsolidasi Masyarakat Sipil Setelah Teror pada Tempo