Harga Produk Sayur dan Buah Australia Diprediksi Bakal Naik

Harga Produk Sayur dan Buah Australia Diprediksi Bakal Naik
Seorang petani di Australia Barat terpaksa menghancurkan sekitar 100 ton hasil produksi buah semangkanya karena tidak ada orang yang bisa dipekerjakan untuk memanen pada musim panen kali ini. (Supplied: Tony Vrankovick)

"Karantina di kebun pertanian seharusnya menjadi pilihan di Australia Barat, jika negara bagian lain diizinkan," katanya.

"Pasti ada cara untuk memangkas biayanya, karena bila tidak, maka kita akhirnya akan menjadi negara pengimpor buah dan sayuran," tambah Darryl Hardman.

Lantas apa upaya Pemerintah Australia?

Harga Produk Sayur dan Buah Australia Diprediksi Bakal Naik Photo: Menteri Pertanian Australia Barat Alannah MacTiernan menolak usulan agar pekerja backpacker bisa dikarantina di kebun pertanian tempat mereka bekerja karena dianggap terlalu berisiko. (ABC News: Hugh Sando)

 

Menteri Pertanian Australia Barat, Alannah MacTiernan mengatakan Pemerintah telah berusaha semaksimal mungkin untuk menangani masalah tersebut.

Ia berkata pihaknya tidak dapat berbuat banyak secara sepihak untuk menyelesaikan masalah kekurangan tenaga kerja asal negara lain ini.

"Kami berusaha memobilisasi tenaga kerja Australia Barat, mensubsidi biaya perjalanan mereka, membayarkan akomodasinya, serta mendatangkan pekerja dari negara Pasifik," ujarnya.

Menteri MacTiernan berkata, secara realistis, tidak ada negara yang akan membuka perbatasannya dalam waktu dekat hanya untuk memenuhi pasokan pekerja backpacker.

"Saat ini, kami tidak akan mempertimbangkan karantina yang dilakukan di kebun pertanian," kata Menteri MacTiernan.

Merosotnya jumlah tenaga kerja musiman yang selama ini bekerja memetik buah dan sayuran di Australia, telah menimbulkan kerugian telah melebihi Rp500 miliar

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News