Harga Pupuk Dikeluhkan, Pengamat Soroti Penggunaan Irasional Petani
jpnn.com, JAKARTA - Petani di berbagai daerah mengeluhkan mahalnya harga pupuk non subsidi saat ini. Padahal, kebutuhan pupuk ini tak terelakkan.
Pengamat pertanian Khudori melihat mahalnya pupuk non subsidi ini masih relatif. Apalagi jika dibandingkan dengan pupuk bersubsidi.
"(Disebut) mahal kalau dibandingkan dengan pupuk bersubsidi. Disparitas harganya memang cukup jauh," kata pengamat pertanian, Khudori.
Meski begitu, menurutnya pemerintah bisa mendorong harga pupuk non subsidi ini lebih terjangkau. Karena harga yang terjangkau itu menjadi salah satu faktor yang menentukan bagaimana produk bisa bersaing.
"Sebab produksi utama pupuk domestik itu masih BUMN," sambungnya.
Di sisi lain, alokasi pupuk subsidi sejak dulu memang terbatas. Karena ini terkait dengan anggaran subsidi yang ditentukan pemerintah bersama DPR.
"Sejak dulu anggaran subsidi memang terbatas. Makanya (alokasi) subsidi yang diberikan juga terbatas," tutur Khudori.
Meski terbatas seperti itu, yang paling penting sebenarnya adalah penggunaan pupuk yang rasional. Karena penggunaan yang berlebihan justru berdampak buruk bagi tanah.
Petani di berbagai daerah mengeluhkan mahalnya harga pupuk non subsidi saat ini, bagaimana menurut pengamat?
- Melalui MSPP, Kementan Menjabarkan Strategi Pemasaran Komoditas Hortikultura Era Digital
- Kementan Beri Pendampingan dan Penerapan Mekanisme ke Petani di Merauke
- PNM dan PIP Dorong Petani Perempuan Terampil Finansial
- Film Seribu Bayang Purnama, Cerita Soal Realita Kehidupan Petani
- Polda Maluku Rekrut Bintara Kompetensi Khusus Pertanian, Gizi dan Kesehatan
- 'Kartini Tani' jadi Cara Pupuk Indonesia Memberdayakan di Sektor Pertanian