Harga Pupuk Domestik Masih di Bawah Tarif Internasional

Menurut Tossin, pandemi global dan melonjaknya harga komoditas di pasar Internasional turut mempengaruhi harga pokok produksi pupuk di Indonesia. Komoditas dimaksud yakni amoniak, phosphate rock, dan KCl (bahan baku NPK), gas hingga minyak bumi.
Selain dipicu adanya konflik pasokan gas antara Rusia, Eropa dan Amerika Serikat, harga komoditas naik lantaran pandemi Covid-19 menyebabkan negara-negara eksportir pupuk seperti Rusia dan China mengambil kebijakan untuk menahan ekspornya demi mengutamakan kebutuhan dalam negeri.
“Harga pupuk internasional cenderung bergerak tergantung supply dan demand. Di tahun sebelumnya harga Internasional relatif stabil namun khusus 2021 tingginya permintaan untuk upaya perbaikan stabilitas pangan pascanegara-negara di dunia mengalami pandemi covid-19, serta adanya krisis energi di Eropa berakibat melambungnya harga komoditi,” kata Tossin.
Di samping itu, faktor lain yang turut mempengaruhi HPP pupuk yakni biaya freight atau angkutan kapal.
Di mana banyak perusahaan transportir yang operasionalnya terdampak pandemi Covid-19.
Sementara saat pandemi mulai melandai dan perdagangan kembali menggeliat, justru terjadi shortage jumlah kapal. Sehingga menyebabkan biaya transportir naik, disamping harga solar juga naik.
“Kenaikan itu menyebabkan harga pokok produksi pupuk juga ikut naik,” serunya.(chi/jpnn)
Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia (APPI) menilai harga pupuk komersil atau nonsubsidi Indonesia saat ini berada di bawah harga keekonomiannya.
Redaktur & Reporter : Yessy
- Cerita Ibu Srikandi TASPEN untuk Anak Indonesia Rayakan HUT ke-62
- 1.440 UMKM di Sultra Terima KUR Rp182,4 M dari Bank Mandiri
- Di Webinar NARBO, Perum Jasa Tirta II Tegaskan Peran Strategis di Tingkat Asia
- TASPEN Rayakan 62 Tahun Penuh Kepedulian, Beri Bantuan Kursi Roda ke Peserta Pensiun
- Perjalanan Gemilang 62 Tahun TASPEN: Ini Sederet Inovasi dan Transformasi Layanan
- Kehadiran Rumah Layak Huni di Karawang Jadi Bukti Kepedulian Peruri