Harga Sayur di Queensland Naik Gila-Gilaan Akibat Banjir
Harga dari beberapa sayuran di negara bagian Queensland, Australia, telah melonjak setelah hujan deras dan banjir meluluhlantakkan jutaan dolar panen di wilayah itu. Meroketnya harga ini bisa berlanjut selama berbulan-bulan mendatang.
Wilayah Wide Bay North Burnett memproduksi sekitar 85 persen ubi Australia dan juga merupakan salah satu pemasok cabai, paprika dan timun terbesar.
Pembeli buah dan sayuran bernama Alwyn Weier, yang telah bekerja di industri ini selama 42 tahun, mengatakan, konsumen akan membayar lebih mahal juga menjelang Natal.
Harga sekotak ubi grosir di pasar Rocklea Brisbane naik 400 persen dalam enam hari, dari sekitar $ 20 (atau setara Rp 200 ribu) menjadi $ 80 (atau setara Rp 800 ribu).
"Ada kekurangan produksi yang nyata, mereka tak bisa turun ke lahan untuk memanen," kata Weier.
"Selada, kembang kol, brokoli, tomat, tomat ceri, paprika, jagung, harga semuanya sangat naik hari ini.”
"Beberapa sayur dua kali lipat harganya, beberapa lainnya naik tiga kali lipat.”
"Bukan hanya efek langsungnya sekarang karena mereka tak bisa memanen, sekarang mereka tak bisa menanam selama dua atau tiga minggu sehingga dalam waktu tiga bulan mendatang akan ada kekurangan [panen] lagi."
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata