Harga Telur Meroket, Ternyata Ini Penyebabnya
jpnn.com, SURABAYA - Harga telur yang melonjak menjadi hot topic ibu-ibu Surabaya. Terutama mereka yang membutuhkan protein tinggi sebagai bagian dari program diet.
Harga di pasaran beragam. Rata-rata sekarang harga telur Rp 27 ribu per kilogram (kg). Kenaikan itu terjadi dalam sepekan terakhir.
Sebelumnya, harganya Rp 20 ribu per kg, lalu jadi Rp 22 ribu pada Jumat (6/7), dan merambat ke angka Rp 27 ribu pada Senin (9/7).
Untuk menurunkan harga, Dinas Perdagangan (Disdag) Surabaya menggelontorkan 350 kg telur dalam operasi pasar murah (OPM).
Sebanyak 350 kg telur yang disediakan dijual dengan harga yang lebih rendah daripada harga pasar. Yakni, hanya RP 22.500. Tak dibutuhkan waktu lama untuk laku.
Sebelum lapak dibuka, sudah banyak warga yang berkumpul di pelataran kantor Kelurahan Kedung Baruk, Kecamatan Rungkut.
Telur didatangkan dari produsen di Buduran, Sidoarjo. Kepala Disdag Wiwiek Widyati menyatakan, harga yang diperoleh dari produsen lebih murah karena memotong rantai distribusi.
"Namun, kami batasi per orang hanya boleh 1 kg," katanya.
Harga telur yang diperoleh dari produsen lebih murah karena memotong rantai distribusi.
- Menko Pangan Akui Harga Telur Meroket Jelang Nataru
- Beras Belum Beres, Harga Telur dan Ayam Meroket
- Zulhas Sebut Harga Telur dan Bawang di Pasar Natar Lampung Sangat Murah
- Harga Telur Susah Turun, NFA Prediksi Akan Ada Titik Keseimbangan Baru
- Menjelang Iduladha, Harga Sembako di Pasar Tradisional Palembang Masih Fluktuatif
- Harga Telur Mencekik, Pedagang Menjerit, Mengkhawatirkan