Harga Telur Naik, Pedagang Martabak Menjerit
jpnn.com, PALEMBANG - Sejak sebulan terakhir harga telur ayam di Palembang mengalami kenaikan berkisar 29 hingga 30 per satu kilogramnya.
Kenaikan harga telur tersebut berdampak bagi masyarakat, terutama para pedagang martabak telur.
Owner pedagang martabak telur RH Lia Malinda (39) mengungkapkan kenaikan harga telur ayam sangat berdampak pada bisnisnya.
Namun, pihaknya tidak berani menaikan harga martabak dikarenakan daya beli yang masih rendah.
"Kalau untuk menaikan harga kami belum berani, karena daya beli martabak masih sangat rendah, untuk martabak telur biasa tetap dengan harga Rp 14 ribu per satu porsinya dan untuk martabak telur sayur Rp 16 ribu per satu porsinya,"ungkap Lia di tempat usahanya, di jalan Perumnas Raya atau tepatnya di Simpang Dogan, Kecamatan Sako Kenten Palembang, Rabu (31/8).
Hanya saja kata dia, jika biasanya martabak telur memakai ukuran besar, sekarang pihaknya memakai telur ukuran kecil.
"Buat martabak itu kan memakai dua telur, sebelum telur naik kami pakai telur ukuran besar semua, tapi sekarang dipilih satu telur ukuran besar satu telur ukuran kecil, kalau tidak seperti ini tidak dapat untung," kata Lia.
Dalam sehari Lia membutuhkan 30 kilogram telur ayam, karena selain menjual martabak pihaknya menjual roti cane.
Meski telur ayam mengalami kenaikan. Namun, pedagang martabak telur tidak menaikan harga dengan alasan daya beli masih rendah
- Menko Pangan Akui Harga Telur Meroket Jelang Nataru
- Harga Telur Ayam Makin Tinggi, Hari Ini Sebegini
- Minyak Goreng Turun, Harga Telur Ayam Malah Naik
- Beras Belum Beres, Harga Telur dan Ayam Meroket
- Dua Perusahaan Indonesia Berkomitmen Gunakan Telur Ayam Bebas Kandang Baterai
- Jelang Ramadan, Harga Beras dan Telur Ayam di Palembang Naik