Harga Terkendali, Maret Bisa Deflasi

Harga Terkendali, Maret Bisa Deflasi
Harga Terkendali, Maret Bisa Deflasi
Tingginya harga pangan mulai mereda sejak sebulan terakhir. Februari lalu cenderung terjadi deflasi lantaran harga pangan turun. Menurut Mahendra, momentum tersebut harus dijaga mengingat sebentar lagi memasuki siklus tahunan di mana harga bahan pangan merambat naik mulai Juli. "Imbauan pasar murah untuk menjaga momentum supaya harga rendah, sehingga deflasi terjaga," ucapnya.

      

Dalam pelaksanaan pasar murah, sejumlah pelaku usaha ritel dan asosiasi turut terlibat. Antara lain Asosiasi Industri Minyak Makan Indonesia (AIMMI) dan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo). Sejumlah perusahaan PT Panca Nabati Prakasa, ISM Bogasari, Universal Cipta Pangan, Hypermart, Alfamart, Indomaret, dan Giant pun terlibat. Mereka menyediakan 5.000 kg gula kristal putih seharga Rp 9.000 per kg, 5.000 liter Minyakita seharga Rp 7.000 per liter, 12.500 kg beras seharga Rp 4.600 per kg, mi instan 2.600 bungkus seharga Rp 11.000 per paket.

      

Dia menambahkan, persoalan tersebut tidak hanya bisa diatasi dengan pasar murah tapi meliputi infrastruktur dan kondisi pasar tradisional. Berikutnya, langkah pasar murah tersebut disokong penyediaan bahan pangan khususnya menyangkut program Minyakita yang merupakan minyak goreng higienis berkemasan.

      

Dijelaskannya, harga Minyakita bisa dibanderol lebih murah karena adanya insentif yang diberikan kepada pengusaha terkait. Berbeda dengan bahan pokok lain seperti beras, gula, dan kedelai, karena khusus harga minyak goreng dalam negeri saat ini jauh lebih rendah daripada internasional.

      

JAKARTA - Penurunan harga pangan diperkirakan akan menyebabkan deflasi pada Maret. Deflasi tersebut diharapkan bisa membantu melandaikan inflasi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News